Industri pertambangan harus selalu memperhatikan baku mutu air seperti yang sudah tertuang pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. Namun beberapa masalah sering terjadi pada area washing plant/settling pond seperti air yang berwarna kecoklatan, nilai pH diatas 9, dan tingginya tingkat kekeruhan tidak sesuai dengan baku mutu yang sudah ditetapkan. Kekeruhan air ini disebabkan oleh partikel-partikel yang tersuspensi dalam air yang menyebabkan air terlihat keruh, kotor, bahkan berlumpur.
Permasalahan air keruh ini dapat diatasi dengan penggunaan water treatment metode kagulasi flokulasi. Koagulasi flokuasi merupakan salah satu proses pengolahan air untuk menghilangkan zat-zat yang berbahaya sehingga menghasilkan air yang bisa digunakan kembali. Tahukah kamu apa itu koagulasi? Dan apa saja jenisnya? Simak artikel berikut ini.
Salah satu masalah yang sering terjadi pada area pengolahan air adalah Total Suspended Solid (TSS) atau bahan tersuspensi yang menyebabkan kekeruhan air. Kekeruhan ini terdiri dari lumpur, pasir halus, dan jasad-jasad renik disebabkan oleh kikisan tanah yang terbawa air. Pengolahan air tambang dapat dilakukan dengan cara penetralan menggunakan bahan kimia berupa kapur dan tawas. Namun penggunaan kapur dan tawas dapat memberi dampak yang lumayan signifikan seperti memakan waktu yang lama untuk bereaksi dan biaya perawatan handling yang tinggi. Dengan adanya dampak-dampak ini, ada cara lain yang bisa dilakukan yaitu dengan proses koagulasi.
Tahukah kamu apa itu koagulasi? Koagulasi adalah proses pencampuran koagulan ke dalam air baku dengan kecepatan perputaran yang tinggi dalam waktu singkat. Koagulan sendiri merupakan bahan kimia yang dibutuhkan untuk membantu proses pengendapan partikel-partikel kecil yang tidak dapat mengendap dengan sendirinya secara gravitasi. Tujuan koagulasi adalah mengubah partikel padatan dalam air baku yang tidak bisa mengendap menjadi mudah mengendap. Proses ini dibantu dengan adanya pencampuran koagulan ke dalam air.
Koagulan dapat dibagi menjadi anorganik dan organik. Koagulan anorganik biasanya digunakan dalam industri pengolahan air dan air minum. Hal ini dikarenakan koagulan anorganik dapat menghilangkan zat-zat yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, seperti logam berat, bakteri, virus, dan bahan organik. Sedangkan koagulan organik sering digunakan dalam pengolahan air dan air limbah untuk menghilangkan bahan organik, pewarna, surfaktan, dan zat-zat organik lainnya yang sulit dihilangkan dengan koagulan anorganik. Koagulan organik terbagi menjadi katonik (bermuatan positif), anionik (bermuatan negatif), atau nonioik (bermuatan netral).
Lalu apa itu koagulan kationik dan anionik? Koagulan anionik adalah koagulan yang bermuatan negatif sehingga mengikat partikel negatif, sedangkan koagulan kationik adalah koagulan yang bermuatan positif sehingga mengikat partikel positif. Fungsi utama koagulan ini adalah untuk mengikat partikel agar tidak saling tolak-menolak. Setelah partikel saling terikat, partikel akan menjadi satu kesatuan dan bertambah berat sehingga akan turun ke bawah secara gravitasi.
PT Green Chemicals Indonesia memiliki beberapa produk water clarifier yang dapat membantu mengatasi permasalahan pada pengolahan air tambang. Ecoclear CL-Series dan Greenhydro CL-Series adalah produk water treatment yang menggunakan proses koagulasi.
Ecoclear CL-Series adalah produk water treatment menggunakan koagulan anionik dalam bentuk cairan. Produk ini berfungsi untuk menjernihkan air dengan mengendapkan pengotor yang tersuspensi pada proses pengolahan. Sedangkan Greenhydro CL-Series adalah campuran koagulan organik yang diformulasikan khusus untuk menjernihkan air. Produk ini bekerja dengan menggabungkan dan mengendapkan partikel-partikel padatan yang tersuspensi dalam air.
Jika anda tertarik untuk informasi lebih lanjut mengenai Produk Water Clarifier, Metal Oxydizing Agent, atau pH adjuster, PT Green Chemicals Indonesia siap membantu memberikan layanan dan solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan menyediakan produk berkualitas tinggi. Hubungi kami melalui Whatsapp atau email ke sales.support@greenchem.co.id.
Bagi sebagian orang, kerak mungkin hanya dianggap sebagai kotoran biasa yang menempel di dalam sistem. Padahal, endapan mineral ini dapat menurunkan efisiensi, meningkatkan konsumsi bahan bakar, bahkan merusak komponen penting dalam waktu singkat. Tidak sedikit perusahaan yang harus merogoh biaya perbaikan besar atau menghentikan produksi karena boiler mereka bermasalah akibat kerak yang dibiarkan menumpuk.
Artikel ini akan membahas secara tuntas apa itu kerak pada boiler, bagaimana proses terbentuknya, dampak yang ditimbulkannya, hingga langkah-langkah efektif untuk mencegahnya. Dengan pemahaman yang tepat, masalah sepele ini tidak akan berubah menjadi sumber kerugian besar bagi bisnis Anda.
Pernahkah boiler Anda bermasalah karena kerak? Yap, kerak boiler memang bisa berakibat sangat fatal jika dibiarkan. Kerak adalah lapisan padat yang terbentuk di permukaan dalam pipa atau tabung boiler akibat pengendapan mineral dan zat padat terlarut dari air umpan. Lapisan ini biasanya berwarna putih keabu-abuan, kekuningan, atau kecokelatan, tergantung jenis mineral yang terkandung. Selain mengganggu perpindahan panas, kerak juga dapat memicu korosi—fenomena ini dikenal sebagai corrosion under deposit. Korosi jenis ini dapat mempercepat kerusakan material, melemahkan struktur pipa, dan pada akhirnya memicu kebocoran serius pada boiler.
Kerak terbentuk ketika air umpan yang mengandung mineral seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), atau silika (SiO₂) dipanaskan hingga mendidih. Saat suhu meningkat, kelarutan mineral ini menurun sehingga mereka mengendap dan menempel di permukaan logam. Proses ini bisa dipercepat jika sistem pengolahan air tidak bekerja optimal atau jika perawatan rutin diabaikan. Beberapa penyebab umum pembentukan kerak pada boiler antara lain:
Kerak yang sudah parah dan tidak pernah di-treatment akan memberikan dampak terhadap kinerja dan umur pakai boiler. Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain:
Kerak bertindak seperti isolator panas. Ketebalan kerak hanya 1 mm saja sudah dapat menurunkan efisiensi perpindahan panas hingga 10% atau lebih. Akibatnya, energi yang dibutuhkan untuk memanaskan air menjadi uap akan jauh lebih besar.
Karena perpindahan panas terhambat, burner harus bekerja lebih lama dan lebih keras. Hal ini mengakibatkan konsumsi bahan bakar meningkat, yang pada akhirnya menambah biaya operasional.
Lapisan kerak membuat panas tidak terserap merata oleh air. Bagian logam di balik kerak akan menjadi jauh lebih panas dari seharusnya, memicu deformasi atau bahkan retakan pada tabung (tube failure). Jika tidak segera ditangani, bisa menyebabkan kebocoran dan kerusakan permanen.
Singkatnya, membiarkan kerak menumpuk adalah seperti menabung masalah yang suatu saat akan “membayar” Anda dengan kerugian besar. Pencegahan dan perawatan rutin jauh lebih murah dibanding menanggung biaya kerusakan akibat kerak.
Mengatasi kerak boiler tidak hanya soal memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi, tetapi yang jauh lebih penting adalah mencegahnya sejak awal. Langkah pertama adalah memastikan pengolahan air umpan dilakukan dengan benar, sehingga mineral penyebab kerak dapat dihilangkan atau diminimalkan sebelum masuk ke dalam boiler.
Kualitas air dan parameter operasi seperti tekanan, suhu, dan tingkat TDS (Total Dissolved Solids) harus selalu dipantau secara berkala. Dengan begitu, tanda-tanda awal pembentukan kerak dapat segera diidentifikasi sebelum berkembang menjadi masalah besar. Sebagai perlindungan tambahan, penggunaan bahan kimia anti-kerak dapat membantu mencegah mineral mengendap dan menempel pada permukaan logam. Dengan menggunakan bahan kimia yang tepat, risiko kerusakan serius dapat ditekan seminimal mungkin.
Jika Anda memiliki kebutuhan chemical untuk permasalahan kerak pada boiler, atau ingin berkonsultasi lebih lanjut tentang solusi yang sesuai untuk sistem Anda, jangan ragu untuk menghubungi kami langsung melalui Whatsapp. Kami siap membantu Anda menjaga performa boiler tetap optimal dan bebas dari gangguan.
Salah satu tantangan yang kerap dihadapi dalam dunia manufaktur adalah membersihkan peralatan yang terpapar minyak, lemak, atau residu berat lainnya. Jika dibiarkan, kotoran ini dapat memperlambat proses produksi, merusak peralatan, bahkan meningkatkan risiko kecelakaan kerja. Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan solusi pembersihan yang efektif dan tepat sasaran: degreaser cleaner. Saat ini, terdapat tiga jenis degreaser yang umum digunakan dan terbukti ampuh dalam mengatasi kotoran industri, yaitu degreaser water-base, degreaser solvent-based, dan degreaser emulsion-based. Masing-masing memiliki karakteristik dan keunggulan tersendiri, yang akan dibahas lebih lanjut dalam artikel ini.
Degreaser water-based adalah pembersih berbahan dasar air yang diformulasikan untuk mengangkat minyak, lemak, dan kotoran lainnya tanpa menggunakan pelarut kimia keras. Cara kerjanya mengandalkan kombinasi air, surfaktan, dan bahan aktif lainnya yang menembus dan melonggarkan ikatan antara kotoran berminyak dan permukaan, sehingga mudah dibilas tanpa meninggalkan residu berbahaya.
Keunggulan utama dari water-based degreaser terletak pada aspek keamanannya. Produk ini ramah lingkungan, tidak mudah terbakar, serta aman digunakan pada permukaan sensitif seperti aluminium, plastik, atau cat. Penggunaannya juga mengurangi risiko paparan bahan berbahaya bagi pekerja. Degreaser ini menjadi pilihan ideal untuk industri yang mengutamakan keamanan.
Degreaser water-based sangat cocok digunakan dalam industri makanan dan minuman, pembersihan peralatan ringan, atau fasilitas produksi yang membutuhkan standar kebersihan dengan mempertimbangkan keselamatan dan kelestarian lingkungan.
Solvent-based degreaser adalah jenis pembersih berbahan dasar pelarut kimia yang dirancang khusus untuk mengangkat kotoran berat seperti oli, gemuk, tar, dan karbon yang menempel kuat pada permukaan. Karakteristik utamanya adalah kekuatan larut dan kemampuan bekerja yang cepat.
Dengan daya bersih yang tinggi, degreaser solvent-based menjadi pilihan ideal untuk industri yang menangani kotoran berminyak ekstrem. Produk ini cocok digunakan di sektor otomotif dan perawatan mesin berat yang merupakan tempatnya residu oli dan gemuk.
Meski efektif, penggunaan solvent-based degreaser perlu memperhatikan aspek keselamatan kerja karena umumnya bersifat mudah terbakar dan mengeluarkan uap kimia. Dalam hal ini, dianjurkan utnuk menggunakannya di area berventilasi baik dengan penggunaan APD.
Degreaser emulsion-based adalah pembersih yang menggabungkan keunggulan water-based dan solvent-based dalam satu formula. Dengan komposisi berbasis air yang dipadukan dengan pelarut, produk ini mampu melarutkan minyak dan lemak berat secara efektif, namun tetap cukup aman digunakan pada sebagian besar permukaan, termasuk logam, plastik, dan karet.
Jenis degreaser ini dirancang untuk mengatasi residu berminyak yang sulit dibersihkan dengan produk biasa. Formulanya dapat melonggarkan kotoran hingga memecahnya menjadi partikel-partikel kecil yang mudah dibersihkan tanpa meninggalkan noda membandel.
Degreaser emulsion-based sangat fleksibel, bisa digunakan secara manual dengan kain atau sikat, maupun melalui mesin pembersih otomatis. Produk ini cocok digunakan pada fasilitas produksi, bengkel, dan sektor maintenance yang membutuhkan kebersihan maksimal yang tetap aman.
Masing-masing jenis degreaser diatas memiliki keunggulan dan aplikasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan industri Anda. Sudah saatnya beralih ke solusi pembersihan yang lebih cerdas dan efektif!
Konsultasikan kebutuhan degreaser Anda bersama tim kami dan temukan produk yang paling sesuai untuk industri Anda. Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan rekomendasi produk atau kunjungi halaman produk kami untuk informasi lebih lanjut!
Foaming atau pembentukan busa dalam sistem industri merupakan permasalahan yang sering diabaikan, namun dampaknya bisa sangat serius. Busa dapat muncul dalam berbagai sistem, mulai dari unit pengolahan air, proses kimia, hingga industri makanan dan minuman. Misalnya, dalam sistem pendingin air (cooling tower), foaming dapat menyebabkan overflow, menghambat sirkulasi air, dan menurunkan efisiensi pertukaran panas. Di sektor pengolahan limbah, busa yang berlebihan bisa menutup permukaan kolam aerasi, mengganggu proses biologis, serta memicu keluhan lingkungan.
Foaming, atau pembentukan busa, adalah fenomena munculnya gelembung-gelembung gas yang terperangkap di dalam cairan, membentuk lapisan busa pada permukaan atau di dalam sistem industri. Proses ini terjadi ketika gas, biasanya udara, terdispersi ke dalam cairan yang mengandung senyawa aktif permukaan (surfaktan) atau zat lain yang dapat menstabilkan gelembung. Dalam lingkungan industri, foaming bisa muncul akibat pengadukan, agitasi, aerasi, atau reaksi kimia tertentu, dan seringkali menjadi gangguan serius dalam proses produksi.
Beberapa sektor industri sangat rentan terhadap masalah foaming. Industri pengolahan air, misalnya, kerap mengalami busa akibat kontaminan organik atau aktivitas mikroorganisme. Di sektor kimia, reaksi kimia yang kompleks dapat menghasilkan busa. Industri makanan & minuman menghadapi foaming terutama selama proses fermentasi atau pencampuran bahan. Sedangkan pada industri minyak & gas, busa sering muncul selama ekstraksi atau pemrosesan minyak mentah dan gas alam.
Penyebab terjadinya foaming sangat bervariasi. Faktor umum mencakup kehadiran surfaktan, kontaminasi cairan, suhu tinggi, tekanan, serta kondisi mekanis seperti agitasi dan kecepatan aliran tinggi. Bahkan, penggunaan bahan kimia yang tidak tepat juga bisa memicu terbentuknya busa dalam jumlah besar. Dengan mengenali karakteristik dan sumbernya, penanganan foaming menjadi lebih terarah dan efektif. Beberapa dampak munculnya foaming dalam sistem industri adalah:
Foaming yang dibiarkan tanpa kontrol dapat menjadi sumber kerugian besar dalam industri. Pendekatan penanganan dan pencegahan harus bersifat menyeluruh dan terintegrasi. Berikut beberapa strategi efektif untuk mengendalikan foaming di lingkungan industri:
Greenhydro AF-50 merupakan produk defoamer ramah lingkungan yang efektif mengendalikan dan mencegah timbulnya foam dalam berbagai sistem aliran. Dengan kestabilan tinggi dan formula yang biodegradable, Greenhydro AF-50 cocok digunakan di industri kertas, karet, tekstil, limbah, hingga pengolahan air. Selain mudah diaplikasikan dan ekonomis, penggunaannya juga dapat meningkatkan efisiensi kerja pompa serta menjaga sistem tetap optimal tanpa membahayakan lingkungan.
Jika Anda membutuhkan defoamer, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui WhatsApp atau email di marketing@greenchem.co.id. PT Green Chemicals Indonesia siap membantu menemukan solusi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan sistem Anda.