Highlights

10 April 2023

Tingkatkan Lifetime Mesin Menggunakan Scale Inhibitor

Perawatan mesin penting dilakukan jika suatu perusahaan ingin memperpanjang lifetime atau umur pakai sebuah mesin dan komponen penyusunnya. Perawatan yang rutin dilakukan sebelum terjadinya kerusakan jauh lebih efisien dalam hal biaya sekaligus mencegah potensi kerusakan yang mungkin terjadi. Salah satu perawatan yang sering dilakukan adalah pengaplikasian scale inhibitor yang digunakan untuk mencegah terbentuknya scale atau kerak dalam pipa sebuah mesin. Simak artikel berikut ini untuk selengkapnya.

Apa itu scale?

Scale atau kerak merupakan suatu deposit dari senyawa-senyawa anorganik yang terendapkan dan membentuk timbunan kristal pada permukaan suatu substansi. Scale yang terbentuk pada pipa akan memperkecil diameter dan menghambat aliran fluida pada sistem pipa tersebut. Terganggunya aliran fluida dapat menyebabkan suhu dan tekanan menjadi semakin tinggi, sehingga kemungkinan pipa akan pecah dan rusak. Penyebab langsung terbentuknya scale antara lain karena kondisi larutan lewat jenuh, penurunan tekanan, perubahan temperatur, pengaruh garam terlarut, dan pengaruh pH.

Pengaruh terhadap lifetime mesin

Salah satu contoh permasalahan scale yang sering dialami yaitu scale pada mesin boiler. Scale pada boiler adalah endapan anorganik yang terdapat pada pipa boiler hingga diameter pipa menyempit. Scale pada boiler dapat menyebabkan terjadinya kerusakan, mengurangi efisiensi, dan mengurangi masa pakai tau lifetime mesin. 

Masalah ini dapat di minimalisir dengan pengaplikasian produk scale inhibitor. Scale inhibitor adalah bahan kimia yang diinjeksikan dengan tujuan melapisi permukaan dalam pipa dengan lapisan anti scale. Scale inhibitor berkerja untuk mencegah scale dengan cara merusak siklus pembentukan dan tidak membiarkan kristal scale menempel ke permukaan logam.

Rekomendasi Produk Scale Inhibitor

Produk Greenhydro SI-Series dari PT  Green Chemicals Indonesia merupakan Scale Inhibitor berbahan dasar polimer yang diformulasikan secara khusus yang dapat mencegah terbentuknya scale formation dari cabonate, sulfate, dan phospate secara optimal serta dapat mencegah terjadinya korosi pada sistem evaporator, RO, dan boiler. Sehingga mesin dapat beroperasi lebih maksimal dan meingkatkan lifetime mesin.

Jika anda tertarik untuk informasi lebih lanjut mengenai Produk Scale Inhibitor atau Chemicals Product lainnya, PT Green Chemicals Indonesia siap membantu memberikan layanan dan solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan menyediakan produk berkualitas tinggi, hubungi kami melalui  Whatsapp atau email ke sales.support@greenchem.co.id.


Latest News

Highlights 09 January 2025

Bagaimana Kadar Moisture Mempengaruhi Nilai Kalor Batubara?

Batubara adalah salah satu sumber energi fosil yang digunakan secara luas dalam industri, terutama untuk pembangkit listrik dan proses industri lainnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas batubara adalah kadar moisture atau kelembapan yang terkandung di dalamnya. Moisture pada batubara tidak hanya berpengaruh pada nilai kalorinya, tetapi juga dapat mempengaruhi proses transportasi, penyimpanan, dan pembakaran.

Moisture pada Batubara

Moisture pada batubara merujuk pada jumlah air yang terkandung dalam batubara, baik itu air yang terikat secara kimiawi maupun yang berada dalam bentuk cairan bebas. Berikut adalah beberapa jenis-jenis moisture dalam batubara :

1. Free Moisture

Free moisture adalah air yang terkandung dalam batubara dalam bentuk cair yang tidak terikat pada struktur batubara. Air ini bisa dengan mudah hilang melalui proses pengeringan atau pemanasan. Free moisture biasanya terdiri dari air yang terjebak di celah-celah batubara atau di permukaan partikel batubara. Kadar free moisture dapat bervariasi tergantung pada kondisi penyimpanan dan lingkungan sekitar batubara.

2. Inherent Moisture

Inherent moisture adalah air yang terikat secara kimiawi atau fisik pada struktur batubara. Air ini sangat sulit untuk dihilangkan karena terikat erat dengan komponen-komponen batubara, seperti karbon, hidrogen, dan oksigen. Inherent moisture merupakan bagian dari komposisi batubara itu sendiri dan tidak dapat dengan mudah dipisahkan melalui pengeringan biasa. Kadar inherent moisture ini biasanya lebih stabil dan tidak terlalu dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dibandingkan dengan free moisture.

3. Total Moisture

Total moisture adalah jumlah keseluruhan dari free moisture dan inherent moisture. Total moisture sering digunakan sebagai indikator untuk mengukur tingkat kelembapan total dalam batubara. Mengetahui kadar total moisture dibutuhkan untuk mengukur kualitas dan performa pembakaran batubara dalam berbagai aplikasi industri.

Lalu, apa yang mempengaruhi kadar moisture ini? Kadar moisture pada batubara sangat mungkin dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Jika batubara disimpan di luar ruangan, terutama di daerah yang memiliki tingkat kelembapan tinggi, kemungkinan besar akan terjadi penyerapan air oleh batubara. Kondisi cuaca yang lembap, hujan, atau bahkan kelembapan udara yang tinggi dapat meningkatkan kadar free moisture. Sebaliknya, penyimpanan dalam ruangan atau dalam kondisi yang terlindung dari kelembapan udara dapat membantu mempertahankan kadar moisture yang lebih stabil.

Nilai Kalor Batubara

Nilai kalor adalah jumlah energi yang dilepaskan saat sejumlah batubara dibakar dalam kondisi tertentu. Nilai kalor batubara diperlukan dalam menentukan efisiensi pembakaran dan daya output yang dapat dihasilkan dari batubara tersebut. Semakin tinggi nilai kalor batubara, semakin banyak energi yang dapat dihasilkan dari jumlah batubara yang sama, yang pada gilirannya meningkatkan efisiensi pembakaran. Ada dua jenis nilai kalor yang sering digunakan, diantaranya :

1. Gross Calorific Value (GCV) - Nilai Kalor Kotor

Gross Calorific Value (GCV) adalah jumlah total energi yang dilepaskan saat batubara dibakar dengan kondisi standar, di mana semua air yang terbentuk selama pembakaran (baik itu dari hidrogen yang terbakar maupun uap air dalam batubara) dikondensasikan kembali menjadi cairan. Dalam GCV, energi yang terkandung dalam uap air juga dihitung sebagai energi yang tersedia.

2. Net Calorific Value (NCV) - Nilai Kalor Neto

Net Calorific Value (NCV) adalah jumlah energi yang tersedia setelah mengurangi energi yang hilang karena uap air yang terbentuk selama proses pembakaran. Dalam hal ini, uap air yang tidak dapat dimanfaatkan secara langsung untuk menghasilkan energi diabaikan, sehingga NCV memberikan gambaran yang lebih akurat tentang energi yang dapat digunakan oleh pengguna batubara dalam aplikasi praktis seperti pembangkit listrik atau industri.

Hubungan antara Kadar Moisture dan Nilai Kalor

1. Moisture Tinggi Mengurangi Nilai Kalor

Ketika batubara mengandung kadar moisture yang tinggi, baik itu free moisture atau inherent moisture, sebagian besar energi yang dilepaskan selama proses pembakaran akan digunakan untuk menghilangkan kelembapan tersebut terlebih dahulu. Sebelum batubara dapat benar-benar terbakar dan menghasilkan energi, air yang terkandung di dalamnya harus diuapkan. Proses ini memerlukan sejumlah besar energi yang seharusnya digunakan untuk menghasilkan panas atau energi berguna. Singkatnya, jika batubara memiliki kadar moisture yang sangat tinggi, banyak energi yang akan terbuang untuk menguapkan air, bukan untuk menghasilkan panas. Akibatnya, nilai kalor batubara yang efektif berkurang, dan pembakaran menjadi kurang efisien.

2. Moisture Rendah Meningkatkan Nilai Kalor

Sebaliknya, batubara dengan kadar moisture rendah akan memiliki nilai kalor yang lebih tinggi. Semakin sedikit kandungan air dalam batubara, semakin sedikit energi yang dibutuhkan untuk menguapkan kelembapan tersebut. Sebagian besar energi dari pembakaran dapat digunakan untuk menghasilkan panas yang bermanfaat, meningkatkan efisiensi pembakaran dan nilai kalor.

Dengan kadar moisture yang rendah, batubara akan membakar lebih efisien, menghasilkan lebih banyak panas per satuan batubara yang digunakan. Ini tentunya lebih menguntungkan dalam konteks industri yang bergantung pada batubara sebagai sumber energi, seperti pembangkit listrik atau pabrik semen, di mana efisiensi bahan bakar langsung mempengaruhi biaya operasional dan kinerja sistem.

Sebagai solusi untuk mengurangi kadar total moisture pada batubara, penggunaan bahan kimia dapat menjadi langkah yang efektif. Greencoal MR-Series merupakan salah satu bahan kimia yang dirancang khusus untuk mengikat molekul air yang terperangkap dalam pori-pori batubara. Dengan proses ini, kadar moisture berkurang secara signifikan, sehingga kalori batubara meningkat. Pengaplikasian teknologi ini tidak hanya membantu meningkatkan efisiensi energi, tetapi juga berkontribusi pada pengelolaan kualitas batubara yang lebih optimal.

Jika anda tertarik untuk informasi mengenai Greencoal MR-Series, PT Green Chemicals Indonesia siap membantu memberikan layanan dan solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan menyediakan produk berkualitas tinggi hubungi kami melalui Whatsapp atau email ke marketing@greenchem.co.id.

 

 

Read More
Highlights 30 December 2024

Pengolahan Air Dengan Flokulan

Pada proses pengolahan air di industri pertambangan, bahan kimia pembantu diperlukan untuk memastikan air buangan hasil proses sesuai dengan kualitas baku mutu dan aman dibuang ke lingkungan. Salah satu bahan kimia tersebut yaitu flokulan. Bahan kimia ini akan membantu memisahkan partikel padat dan air lebih mudah serta efektif dan efisien.

Apa itu Flokulan?

Flokulan adalah bahan kimia yang digunakan untuk menggabungkan partikel-pertikel kecil dalam cairan atau larutan menjadi flok yang lebih besar dan padat. Flokukan akan membantu memisahkan partikel-partikel yang sulit dihilangkan secara langsung. Selain itu, adanya flokulan akan membantu mempercepat proses pengendapan partikel-partikel yang ingin dipisahkan. Beberapa jenis flokulan yang umumnya digunakan diindustri pertambangan yaitu :

  • Anionic Flokulan, flokulan yang mempunyai muatan listrik negatif.
  • Kationic Flokulan, flokulan yang mempunyai muatan listrik positif
  • Non Ionic flokulan, flokulan yang tidak mempunyai muatan

Cara Kerja Flokulan

Flokulan bekerja dengan cara mengikat partikel-partikel halus (yang tidak bisa dipisahkan secara mudah dengan sistem pemisahan fisik biasa) dengan membentuk flok yang lebih besar dan padat sehingga lebih mudah dipisahkan. Secara sederhana, step flokulasi dapat dijelas sebagai berikut :

  • Partikel-partikel halus dalam cairan yang umumnya cenderung saling tolak menolak dan tidak bisa berkumpul alami, diubah strukturnya oleh polimer dalam flokulan
  • Setelah diubah, partikel tersebut akan berkumpul sesuai dengan muatan yang dibentuk oleh flokulan.
  • Flokulan membentuk jembatan molecular sehingga mengurangi tegangan antar muka permukaan cairan dengan partikel. Partikel-partikel yang ada bergabung membentuk struktur yang lebih besar dan mudah dipisahkan (membentuk flok).
  • Pemisahan akan lebih mudah dilakukan setelah flok terbentuk. Pemisahan ini dilakukan dengan sistem pemisahan fisik yang efektif dan efisien.

Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penggunaan Flokulan

Penting untuk memperhatikan dan mempertimbangkan beberapa factor dalam penggunaan flokulan seperti:

  • Jenis flokulan yang tepat
  • Konsentrai flokulan
  • pH Cairan
  • Sifat dan jenis partikel yang ingin dipisahkan
  • Kecepatan pengadukan dan waktu kontak
  • Temperatur cairan
  • Efek lingkungan dan keamanan
  • Biaya operasional

Pertimbangan diatas sangatlah penting sehingga tidak bisa dipandang sebelah mata. Setiap jenis flokulan memiliki karakteristik, dan kondisi lingkungan/cairan yang berbeda agar dapat bekerja efektif dan efisien, Karena itu, penting untuk memilih flokulan yang sesuai sehingga dapat memberikan hasil optimal. Jika anda tertarik untuk informasi mengenai produk-produk flokulan dari PT Green Chemicals Indonesia, kami siap membantu memberikan layanan dan solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan menyediakan produk berkualitas tinggi hubungi kami melalui Whatsapp atau email ke marketing@greenchem.co.id.

Read More
Highlights 19 December 2024

Chemical untuk Pengolahan Air Limbah

Pengelolaan air limbah merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh industri. Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, kerusakan ekosistem, hingga bahaya bagi kesehatan manusia. Penggunaan proses dan bahan kimia yang ramah lingkungan dalam pengolahan air limbah merupakan suatu keharusan

Proses Utama dalam Pengolahan Air Limbah

Proses pengolahan air limbah terdiri dari beberapa tahapan yang saling terkait . Ada dua tahapan utama yang sering dilakukan dalam proses pengolahan air limbah yaitu pemisahan fisik dan proses kimia.

1. Pemisahan Fisik dalam Pengolahan Air Limbah

Pemisahan fisik adalah tahap pertama dalam pengolahan air limbah yang bertujuan untuk memisahkan bahan pencemar berdasarkan ukuran fisik atau partikelnya. Proses fisik ini antara lain :

  • Screening (Penyaringan). Screening adalah pemisahan dengan menggunakan alat penyaring atau screen untuk memisahkan partikel-partikel pada air limbah berdasarkan ukuran fisik. Bahan pencemar akan melalui screen dengan ukuran lubang tertentu, sehingga hanya partikel yang lebih kecil dari ukuran lubang saja yang lolos dan diolah lebih lanjut.
  • Sedimentasi. Proses ini didasarkan prinsip perbedaan kecepatan pengendapan dari partikel tidak terlarut pada air limbah. Partikel yang tidak terlarut dan lebih berat akan mengendap didasar tangki seiring dengan waktu sampai dengan titik jenuh dimana kemampuan pengendapannya tidak ada lagi. Umumnya kecepatan pengendapan dapat diatur dengan penggunaan bahan kimia penolong sehingga proses pengolahan dapat lebih efektif dan efisien.
2. proses Kimia dalam Pegolahan Air Limbah

Proses kimia berfungsi untuk mengolah zat-zat yang tidak bisa dihilangkan hanya dengan pemisahan fisik. Berbagai reaksi kimia dilakukan untuk mengubah komponen-komponen berbahaya dalam air limbah menjadi bentuk yang lebih mudah diolah atau lebih aman untuk dibuang.

  • Koagulasi. Koagulasi adalah proses destabilisi muatan partikel tidak terlarut dengan penambahan bahan kimia dengan diiringi proses pengadukan yang bertujuan untuk menggumpalkan partikel-partikel halus atau koloid yang tidak bisa mengendap dengan mudah selama sedimentasi. Bahan kimia yang ditambahkan disebut dengan Koagulan.
  • Flokulasi. Flokulasi adalah proses pengumpalan partikel tidak terlarut yang kecil menjadi lebih besar yang disebut dengan flok sehingga dapat lebih mudah dan cepat mengendap serta dapat dipisahkan dengan proses selanjutnya. Bahan kimia yang ditambahkan untuk membantu mempercepat penggabungan partikel menjadi flok yang lebih besar dan lebih mudah dipisahkan disebut dengan Flokulan
  • Oksidasi dan Reduksi. Proses oksidasi dan reduksi biasa disebut dengan Redoks yaitu proses pengolahn dengan prinsip pelepasan (Oksidasi) dan penangkapan (reduksi) elektron oleh sebuah molekul, atom atau ion. Zat yang melakukan Reduksi dinamakan Oksidator sedangkan yang melakukan oksidasi disebut dengan Reduktor.

Jenis Chemical yang dapat Digunakan dalam Pengolahan Air Limbah

Salah satu aspek kunci dalam pengolahan air limbah adalah penggunaan bahan kimia. Beberapa jenis bahan kimia yang sering digunakan dalam pengolahan air limbah :

  • Koagulan. Bahan kimia yang digunakan untuk membantu pembentukan partikel tersuspensi yang halus agar menjadi lebih mudah diendapkan atau dipisahkan. Kogualan dapat berupa jenis dengan basis logam maupun non logam
  • Flokulan. Bahan kimia yang digunakan untuk membentuk partikel halus menjadi lebih besar yang disebut dengan flok, sehingga dapat lebih mudah mengendap atau dipisahkan. Umumnya yang digunakan sebagai flokulan adalah polimer dengan rantai kimia yang panjang
  • Bahan Kimia Penyesuaian pH. Pengaturan pH air limbah sangat penting. Bahan kimia pengendali pH digunakan untuk menstabilkan tingkat keasaman atau kebasaan air, sehingga proses pengolahan air dapat berjalan efektif ataupun sesuai dengan baku mutu (pH netral).
  • Bahan Kimia Penghilang Logam Berat. Logam berat seperti timah, merkuri, cadmium, dan tembaga sering ditemukan dalam air limbah industri dan dapat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Untuk menghilangkan logam berat dari air limbah, digunakan bahan kimia yang dapat mengikat logam berat dan mengendapkannya dalam bentuk senyawa yang tidak berbahaya.

Dalam pengolahan air limbah, chemical berperan mempercepat dan mempermudah proses penghilangan kontaminan, pemurnian, serta pemulihan kualitas air. Penggunaan chemical dalam pengolahan air limbah memberikan berbagai keuntungan terhadap lingkungan dan mempermudah pemulihan sumber daya dari limbah. Namun disamping itu, tentu diperlukan pengelolaan yang hati-hati dan pemilihan bahan kimia yang tepat. Anda bisa memilih yang sesuai untuk kebutuhan pengolahan air limbah. Selain harga terjangkau, Anda juga turut menjaga alam tanpa ikut merusaknya 

Jika anda tertarik untuk informasi mengenai produk-produk untuk pengolahan air limbah dari PT Green Chemicals Indonesia, kami siap membantu memberikan layanan dan solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan menyediakan produk berkualitas tinggi hubungi kami melalui Whatsapp atau email ke marketing@greenchem.co.id. 

Read More