Highlights

24 September 2024

pH Sebagai Faktor Penting Dalam Proses Koagulasi Dan Flokulasi

Proses koagulasi dan flokulasi adalah dua tahapan kunci dalam pengolahan air, terutama dalam pengolahan air minum, pengolahan air limbah, dan aplikasi industri lainnya. Kedua proses ini bertujuan untuk menjernihkan air dengan cara mengikat partikel-partikel halus sehingga mudah dipisahkan dengan proses filtrasi.  Salah satu faktor yang paling mempengaruhi efektivitasnya adalah pH.

Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai peran pH dalam proses koagulasi dan flokulasi, serta bagaimana menyesuaikan pH agar proses tersebut berjalan dengan baik menggunakan produk Greenhydro LM-Series.

Proses Koagulasi Flokulasi

Koagulasi merupakan proses awal dalam pengolahan air di mana koagulan, ditambahkan ke dalam air untuk membentuk partikel yang lebih besar dengan cara menetralkan partikel-partikel kecil yang bermuatan. Partikel-partikel ini biasanya berupa lumpur, debu, atau bahan organik yang sangat halus dan tidak bisa mengendap dengan sendirinya.

Setelah proses koagulasi, dilakukan tahap selanjutnya yang disebut flokulasi. Pada tahap ini, flok yang telah terbentuk dari koagulasi diperbesar dan diperkuat melalui penambahan zat kimia tertentu dengan pengadukan lambat (agitation) sehingga partikel-partikel yang menggumpal tersebut bisa semakin stabil dan mudah untuk dipisahkan. Proses flokulasi biasanya melibatkan penambahan bahan kimia yang disebut flokulan. Flokulasi berlangsung secara perlahan untuk memastikan bahwa flok yang terbentuk tidak rusak dan bisa mengendap dengan baik.

Lalu, Apa itu pH dan Relevansinya dalam Pengolahan Air?

pH adalah ukuran keasaman atau kebasaan air, yang diukur pada skala 0 hingga 14, dengan nilai 7 sebagai netral. Air dengan pH di bawah 7 bersifat asam, sedangkan di atas 7 bersifat basa. Dalam pengolahan air, pH adalah salah satu parameter yang harus dipantau karena dapat mempengaruhi reaksi kimia, stabilitas, serta efektivitas koagulan dan flokulan.

Proses koagulasi dan flokulasi sangat bergantung pada pH air karena pH yang tidak sesuai dapat mempengaruhi kemampuan koagulan dan flokulan untuk bekerja. Oleh karena itu, sebelum proses koagulasi dan flokulasi dilakukan, pH air perlu disesuaikan agar didapatkan hasil yang diinginkan.

Pengaruh pH terhadap Efektivitas Koagulasi Flokulasi

PH memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas koagulasi flokulasi. Nilai pH yang tepat sangat penting untuk memastikan bahwa koagulan dapat bekerja dengan maksimal dalam mengikat partikel-partikel kecil yang tersuspensi dalam air. Berikut adalah beberapa pengaruh pH terhadap proses koagulasi dan flokulasi:

  • Pada Proses Koagulasi: Koagulan seperti aluminium sulfat (alum) dan ferri klorida bekerja dengan optimal pada rentang pH tertentu. Umumnya, pH yang terlalu rendah (asam) dapat menyebabkan ion hidrogen berlebih, yang mengganggu proses pengikatan partikel oleh koagulan. Sebaliknya, pH yang terlalu tinggi (basa) dapat menyebabkan pembentukan senyawa yang tidak larut sehingga koagulasi menjadi tidak efektif. Koagulasi biasanya paling efektif pada pH antara 5 hingga 8. Koagulan yang lain dapat menggunakan rentang pH yang berbeda tergantung jenis koagulan yang digunakan.
  • Pada Proses Flokulasi: Flokulasi melibatkan pembesaran flok setelah koagulasi. Proses ini juga sangat dipengaruhi oleh pH karena jika pH terlalu tinggi atau terlalu rendah, flok yang sudah terbentuk dapat menjadi tidak stabil dan pecah. Ini akan menyulitkan proses pengendapan atau penyaringan partikel, sehingga pengolahan air menjadi kurang efektif.

Peran Greenhydro LM-Series dalam Menyesuaikan pH

Salah satu solusi yang efektif untuk menyesuaikan pH adalah penggunaan Greenhydro LM-Series. Produk ini diformulasikan untuk meningkatkan pH air yang bersifat asam dan menurunkan kadar logam berat terlarut seperti Fe (Besi), Zn (Seng), dan Mn (Mangan), yang sering kali ditemukan dalam air limbah, terutama di sektor pertambangan.

Penggunaan Greenhydro LM-Series tidak hanya membantu dalam menyesuaikan pH, tetapi juga menawarkan beberapa keunggulan lainnya, seperti:

  • Mempercepat proses pengolahan air,
  • Biaya perawatan yang rendah,
  • Produk yang aman bagi lingkungan karena biodegradable.

Greenhydro LM-Series dapat langsung diinjeksi ke dalam aliran air atau air limbah yang akan diolah. Dosis aktual yang digunakan sangat bergantung pada konsentrasi logam berat dan pH yang diinginkan, yang bisa didapatkan melalui hasil jartest. Dengan menyesuaikan pH menggunakan Greenhydro LM-Series, proses pengolahan air dapat berjalan lebih efisien, menghasilkan air yang lebih bersih dan sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan. Untuk informasi lebih lengkap mengenai produk, peralatan, dan dosis pemakaian yang direkomendasikan, silakan berkonsultasi dengan tim kami di  Whatsapp atau email marketing@greenchem.co.id

 

 


Latest News

Highlights 01 November 2024

GREENCHEM Wujudkan Kepedulian Sosial Di Yayasan Permata Lily

Bogor, 25 Oktober 2024 — PT Green Chemicals Indonesia (Greenchem) kembali memperkuat komitmennya dalam memberikan kontribusi positif bagi masyarakat melalui program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR). Kali ini, Greenchem mengunjungi Yayasan Permata Lily di Bogor, sebagai bagian dari upaya untuk membawa kebahagiaan dan dukungan bagi anak-anak yang berada di panti asuhan tersebut. Kegiatan ini merupakan salah satu wujud nyata kepedulian Greenchem, yang senantiasa berupaya mendorong dampak positif di tengah masyarakat, terutama untuk mereka yang membutuhkan uluran tangan.

Sebanyak lima relawan dari PT Green Chemicals Indonesia hadir langsung di Yayasan Permata Lily dengan membawa berbagai jenis bantuan, seperti sembako serta hadiah yang diperuntukkan bagi anak-anak. Selain memberikan bantuan material, Greenchem berupaya menciptakan momen-momen berharga bagi anak-anak melalui berbagai permainan interaktif yang menyenangkan. Kegiatan permainan ini dirancang untuk menumbuhkan suasana ceria dan kebersamaan, menjadikan momen tersebut lebih bermakna bagi seluruh pihak yang terlibat.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana pemberian bantuan, tetapi juga wujud dari kepedulian serta empati perusahaan terhadap kondisi sosial di lingkungan sekitar. Melalui interaksi langsung dengan anak-anak, para relawan berusaha menciptakan pengalaman yang mengesankan dan berkesan, baik bagi anak-anak di Yayasan Permata Lily maupun bagi relawan itu sendiri.

Kegiatan CSR ini tak hanya membuktikan konsistensi Greenchem dalam menjalankan berbagai program sosial, tetapi juga menunjukkan bahwa Greenchem adalah perusahaan yang peduli tidak hanya pada aspek lingkungan, namun juga pada aspek sosial yang lebih luas. Dengan program CSR yang dilaksanakan secara berkelanjutan, Greenchem berharap dapat terus hadir dan memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat sekitar.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang kimia ramah lingkungan, Greenchem memahami pentingnya menjaga keseimbangan antara keberhasilan bisnis dan dampak positif terhadap masyarakat serta lingkungan. Program CSR yang rutin dilakukan ini diharapkan mampu menginspirasi perusahaan lain untuk turut aktif dalam kegiatan sosial yang bermanfaat bagi banyak pihak. Greenchem berkomitmen untuk selalu hadir, berbagi, dan memberikan nilai lebih bagi masyarakat luas.

Yuk, ikuti media sosial kami untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai kegiatan dan informasi menarik lainnya!

 

 

Read More
Highlights 22 October 2024

Dampak Logam Berat pada Kualitas Air dan Kesehatan Manusia

Logam berat adalah unsur logam yang memiliki densitas tinggi dan dapat menjadi sangat beracun jika berada dalam konsentrasi tertentu. Beberapa contoh logam berat yang sering ditemukan adalah timah, merkuri, dan arsenik. Secara alami, logam-logam ini ada di lingkungan, tetapi aktivitas manusia seperti proses industri, pertambangan, dan penggunaan bahan kimia dalam pertanian telah mempercepat penyebarannya, terutama di sumber-sumber air. Air yang tercemar logam berat biasanya berasal dari pembuangan limbah industri yang tidak diolah dengan baik, penggunaan pestisida yang berlebihan, serta aktivitas pertambangan tanpa pengelolaan yang tepat.

Jenis-jenis Logam Berat Berbahaya

Logam berat yang terakumulasi di air dapat menimbulkan berbagai risiko bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Beberapa logam berat ini memiliki tingkat toksisitas yang berbeda-beda dan biasanya ditemukan dalam aktivitas industri, pertanian, maupun limbah rumah tangga. Berikut adalah beberapa logam berat yang paling berbahaya dan dampaknya bagi kesehatan serta lingkungan.

1. Timah (Pb)

Sumber utama kontaminasi timah berasal dari cat tua, pipa air, serta bahan bakar bensin di masa lalu. Saat timah terakumulasi dalam tubuh, terutama pada anak-anak, ia dapat menyebabkan kerusakan serius pada sistem saraf, yang dapat mempengaruhi perkembangan otak dan kemampuan belajar mereka.

2. Merkuri (Hg)

Merkuri sering kali masuk ke air melalui limbah industri, terutama dari aktivitas pertambangan emas. Di perairan, merkuri dapat berubah menjadi metil merkuri, senyawa yang sangat beracun dan dapat terakumulasi dalam ikan. Manusia yang mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi merkuri berisiko terkena keracunan, yang dapat mempengaruhi sistem saraf dan fungsi otak.

3. Arsenik (As)

Arsenik sering ditemukan di air tanah, baik karena proses geologi alami maupun akibat aktivitas manusia seperti pertambangan dan penggunaan pestisida. Paparan arsenik yang berkepanjangan dapat memicu masalah kesehatan serius, mulai dari gangguan kulit hingga kanker dan masalah jantung.

4. Kadmium (Cd)

Kadmium berasal dari limbah industri dan juga bisa mencemari air melalui pembuangan limbah atau penggunaan pupuk kimia. Ketika masuk ke dalam tubuh manusia, kadmium dapat merusak ginjal dan tulang, serta menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.

5. Kromium (Cr)

Kromium, terutama dalam bentuk kromium heksavalen (Cr VI), adalah zat yang sangat berbahaya. Biasanya berasal dari limbah industri logam dan tekstil, kromium dapat menyebabkan kanker jika terakumulasi dalam tubuh manusia. Paparan jangka panjang terhadap kromium ini menimbulkan risiko besar bagi kesehatan.

Efek Logam Berat Terhadap Kesehatan Manusia dan Lingkungan

Secara umum, paparan logam berat dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius pada manusia. Efek yang paling umum meliputi gangguan pada sistem saraf, kerusakan organ penting seperti ginjal dan hati, serta meningkatkan risiko penyakit kronis seperti kanker. Paparan logam berat yang berkepanjangan juga bisa memicu gangguan metabolisme tubuh, memicu peradangan kronis, dan melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi dan berbagai penyakit lainnya. Pada kondisi yang lebih parah, konsentrasi logam berat yang tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak, jantung, serta sistem pernapasan, hingga meningkatkan risiko kematian dini.

Selain itu, dampak dari paparan logam berat dapat terakumulasi melalui rantai makanan, memengaruhi keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem, terutama di lingkungan perairan. Logam berat yang mengendap di tanah dan air dapat menurunkan produktivitas lahan pertanian, menurunkan kualitas air, serta membahayakan flora dan fauna. Organisme perairan seperti ikan dan kerang sering kali menjadi korban utama, karena logam berat dapat terakumulasi di tubuh mereka. Ketika manusia mengonsumsi hasil laut yang terkontaminasi, dampak negatif ini kembali mengancam kesehatan manusia, menciptakan siklus yang berbahaya dan sulit dihentikan.

Metode Pengolahan Air untuk Mengurangi Kandungan Logam Berat

Untuk mengatasi kontaminasi logam berat dalam air, berbagai teknologi pengolahan air telah dikembangkan guna mengurangi kadar logam berat secara efektif. Beberapa metode yang sering digunakan adalah:

  • Koagulasi dan Flokulasi: Proses ini melibatkan penambahan bahan kimia seperti koagulan untuk membuat logam berat mengendap menjadi partikel yang lebih besar (flok). Setelah itu, partikel tersebut dapat dipisahkan dari air melalui proses sedimentasi atau filtrasi. Teknik ini efektif untuk mengurangi logam berat seperti timah dan merkuri.
  • Pertukaran Ion: Dalam metode ini, resin penukar ion digunakan untuk menyerap ion logam berat dan menggantinya dengan ion yang lebih tidak berbahaya, seperti natrium atau kalium. Pertukaran ion banyak digunakan dalam industri air minum untuk menghilangkan logam berat berbahaya.
  • Adsorpsi dengan Karbon Aktif: Karbon aktif dikenal memiliki pori-pori yang mampu menyerap berbagai jenis kontaminan, termasuk logam berat seperti merkuri dan arsenik. Metode adsorpsi ini sering dipakai dalam pengolahan air rumah tangga maupun industri karena efektivitasnya yang tinggi.
  • Reverse Osmosis (RO): Reverse osmosis adalah salah satu metode pengolahan air paling efektif untuk menghilangkan hampir semua jenis kontaminan, termasuk logam berat. Air dipaksa melewati membran semi-permeabel yang menyaring logam berat dan partikel berbahaya lainnya. Teknologi RO sering digunakan untuk menghasilkan air minum berkualitas tinggi.

Penggunaan metode-metode ini sangat penting tidak hanya untuk mengurangi kandungan logam berat dalam air, tetapi juga untuk melindungi kesehatan manusia dan menjaga keseimbangan lingkungan. Pengolahan air yang baik merupakan langkah vital untuk mencegah dampak negatif jangka panjang dari pencemaran logam berat.

Jika anda tertarik untuk informasi mengenai produk Metals Removal Agent yang efektif dalam menangani pencemaran air akibat logam berat di sektor pertambangan dan industri lainnya. PT Green Chemicals Indonesia siap membantu memberikan layanan dan solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan menyediakan produk berkualitas tinggi hubungi kami melalui Whatsapp atau email ke marketing@greenchem.co.id.

 

 

Read More
Highlights 16 October 2024

Masalah Deposit Pada Biofuel

Penggunaan biofuel sebagai alternatif bahan bakar fosil telah menjadi salah satu pilihan menarik di berbagai macam sektor, seperti industri transportasi dan mesin alat berat. Meningkatnya penggunaan biofuel ini tentu saja memiliki beberapa keuntungan seperti sifatnya yang ramah lingkungan dan potensi penghematan biaya. Oleh karena itu, saat ini biofuel menjadi salah satu pilihan maupun solusi masa depan. Namun, dibalik kelebihannya, tentu saja ada resiko maupun tantangan yang dihadapi, seperti adanya penumpukan deposit dalam mesin. Deposit yang terbentuk di dalam mesin dapat merusak kinerja mesin yang dapat menyebabkan masalah.

Mengapa Penumpukan Deposit Terjadi?

Penumpukan deposit dalam mesin yang menggunakan biofuel merupakan masalah umum yang dapat mempengaruhi kinerja mesin. Deposit adalah residu atau endapan yang terbentuk di dalam komponen mesin. Deposit terbentuk sebagai akibat dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna dan faktor-faktor eksternal lainnya. Beberapa penyebab utama mengapa penumpukan deposit bisa terjadi adalah sebagai berikut:

1.   Sifat Kimia Biofuel

Biofuel, terutama biodiesel, memiliki komposisi kimia yang lebih kompleks dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Biofuel mengandung senyawa-senyawa organik seperti ester, yang lebih rentan terurai atau teroksidasi. Saat biofuel terbakar, senyawa-senyawa ini dapat menghasilkan residu yang meninggalkan deposit pada komponen mesin. Deposit ini berupa lapisan lengket seperti gum dan varnish yang menempel pada injektor dan katup, sehingga mengganggu aliran bahan bakar yang seharusnya lancar.

 2.   Pembakaran yang Tidak Sempurna

Proses pembakaran biofuel sering kali tidak sempurna, terutama bila kualitas biofuel kurang baik atau terdapat kontaminasi. Pembakaran yang tidak sempurna menghasilkan sisa-sisa bahan bakar yang tidak terbakar sempurna, yang kemudian membentuk partikel padat seperti karbon atau residu cair. Partikel ini menumpuk di ruang bakar dan injektor bahan bakar, menyebabkan penyumbatan dan penurunan performa mesin.

3.   Kelembaban dan Kontaminasi Air

Salah satu sifat biofuel, terutama biodiesel, adalah kemampuannya menyerap kelembaban dari udara. Kelembaban atau air yang terperangkap dalam bahan bakar dapat menciptakan kondisi ideal bagi pembentukan deposit. Air yang bercampur dengan biofuel dapat mempercepat proses oksidasi dan meningkatkan risiko terbentuknya zat-zat yang menimbulkan deposit. Air juga dapat menyebabkan korosi pada komponen logam mesin, memperburuk masalah penumpukan deposit.

4.   Degradasi Biofuel Selama Penyimpanan

Biofuel lebih cepat terdegradasi selama penyimpanan dibandingkan bahan bakar fosil. Paparan terhadap oksigen, panas, dan kelembaban dapat mempercepat pembentukan senyawa-senyawa degradasi yang bersifat lengket atau padat. Ketika biofuel terdegradasi, senyawa ini menempel di filter, tangki bahan bakar, dan sistem injeksi, yang akhirnya menyebabkan penumpukan deposit di mesin.

Dampak Jangka Panjang dari Pembakaran Tidak Bersih pada Mesin

Pembakaran biofuel yang tidak sempurna dapat menimbulkan masalah serius dalam jangka panjang pada mesin berat. Deposit yang menumpuk akibat pembakaran tidak bersih tidak hanya mengganggu kinerja mesin, tetapi juga mempercepat kerusakan komponen vital, meningkatkan biaya operasional, dan memperburuk emisi.

1.   Penurunan Efisiensi Mesin

Ketika deposit menumpuk di komponen mesin seperti injektor bahan bakar dan katup, aliran bahan bakar menjadi tidak lancar dan tidak merata. Hal ini menyebabkan campuran udara dan bahan bakar yang tidak optimal, sehingga pembakaran tidak sempurna. Akibatnya, mesin harus bekerja lebih keras untuk menghasilkan tenaga yang sama, yang berarti efisiensi bahan bakar menurun dan konsumsi bahan bakar meningkat. Ini akan menyebabkan biaya operasional yang lebih tinggi dalam jangka panjang.

2.   Kerusakan Komponen Mesin

Deposit yang terus menumpuk pada komponen mesin dapat menyebabkan keausan dan kerusakan lebih cepat dari yang diharapkan. Partikel-partikel deposit yang keras, seperti karbon, dapat menggores permukaan logam komponen seperti piston, silinder, dan katup. Akibatnya, mesin akan mengalami kerusakan mekanis, yang memerlukan perbaikan besar atau penggantian komponen. Ini tentu saja meningkatkan biaya perawatan dan mengurangi masa pakai mesin secara keseluruhan.

3.   Peningkatan Emisi Gas Buang

Mesin yang mengalami penumpukan deposit akan menghasilkan pembakaran yang kurang efisien, yang pada gilirannya meningkatkan emisi gas buang berbahaya. Ketika pembakaran tidak sempurna, mesin menghasilkan lebih banyak emisi polutan seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), dan partikel halus. Meningkatnya emisi ini tidak hanya merusak lingkungan tetapi juga dapat menyebabkan mesin gagal memenuhi standar emisi yang semakin ketat, mengakibatkan potensi denda atau pembatasan operasional.

4.   Biaya Perawatan yang Meningkat

Penumpukan deposit yang berkelanjutan akan memerlukan perawatan mesin yang lebih sering dan lebih intensif. Pembersihan rutin dan penggantian komponen yang rusak akibat deposit menjadi keharusan, yang meningkatkan biaya perawatan mesin secara keseluruhan. Selain itu, jika deposit menyebabkan kerusakan serius, mesin mungkin memerlukan downtime untuk perbaikan, yang bisa merugikan operasional dalam jangka panjang.

Secara keseluruhan, dampak jangka panjang dari pembakaran yang tidak bersih pada mesin sangat signifikan. Tanpa perawatan yang tepat dan langkah-langkah pencegahan, deposit bisa menjadi masalah besar yang merugikan dari segi biaya, kinerja, dan kelangsungan operasional.

Bagaimana Solusi untuk Mengatasi Permasalahan Deposit?

Meski masalah deposit pada biofuel bisa menjadi kendala, ada beberapa solusi efektif yang bisa diterapkan untuk mencegah atau mengurangi penumpukan deposit pada mesin, antara lain:

1.   Penggunaan Aditif Bahan Bakar

Penggunaan Aditif Bahan Bakar Aditif khusus biofuel, termasuk chemical biofuel deposit control additive, dapat membersihkan deposit dan mencegah pembentukan residu baru. Aditif ini juga meningkatkan pembakaran sehingga lebih efisien.

2.   Pemeliharaan Rutin 

Lakukan pembersihan dan penggantian filter bahan bakar secara teratur. Ini membantu mencegah penumpukan deposit di injektor dan komponen mesin lainnya.

3.   Penyimpanan Biofuel yang Tepat 

Simpan biofuel di tempat kering dan tertutup untuk mencegah degradasi. Gunakan stabilizer jika biofuel harus disimpan lama.

4.   Monitoring Kualitas Bahan Bakar

Pastikan biofuel yang digunakan berkualitas baik, bebas dari kontaminasi air atau kotoran, agar mengurangi risiko pembentukan deposit.

Penggunaan chemical biofuel deposit control additive yang tepat, bersama dengan langkah-langkah lain seperti pemeliharaan rutin dan penyimpanan biofuel yang baik, akan memberikan perlindungan lebih lanjut terhadap risiko penumpukan deposit. Aditif ini bekerja secara kimiawi untuk menjaga kebersihan sistem bahan bakar, memperpanjang umur mesin, dan mengurangi biaya perbaikan jangka panjang.

  1. Greenfuel DC-Series

Greenfuel DC-Series adalah aditif pengendalian deposit pada bahan bakar biofuel yang dirancang untuk meningkatkan kinerja dan masa pakai (lifetime) mesin berat dengan cara menjadikan pembakaran lebih bersih dan efisien. Produk ini berfungsi menjaga kebersihan sistem bahan bakar, melindungi komponen, dan memastikan mesin berat yang beroperasi, khususnya di sektor pertambangan, dapat bekerja dengan performa lebih optimal. Dengan menjaga sistem pembakaran tetap bersih dan efisien, aditif ini melindungi komponen mesin dari kerusakan akibat penumpukan deposit, sehingga meningkatkan kinerja sekaligus memperpanjang masa pakai mesin. 

Penggunaan Greenfuel DC-Series juga dapat meminimalisir biaya perawatan secara signifikan karena mengurangi frekuensi perbaikan yang disebabkan oleh penumpukan deposit di dalam mesin. Produk ini ideal untuk berbagai aplikasi industri yang membutuhkan ketahanan mesin yang tinggi dan efisiensi operasional maksimal. Jika anda tertarik untuk informasi mengenai produk Biofuel Deposit Control Additive, PT Green Chemicals Indonesia siap membantu memberikan layanan dan solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan menyediakan produk berkualitas tinggi hubungi kami melalui Whatsapp atau email ke marketing@greenchem.co.id.

Read More