Sorotan

26 July 2021

Pengelolaan dan Pengolahan Limbah Tambang

Tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia menjadi salah satu penghasil tambang terbesar di dunia hal tersebut terjadi karena wilayah di Indonesia kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan cadangan sumber daya alam yang berlimpah, sektor pertambangan turut berkontribusi dalam menyumbang pendapatan negara bukan pajak (PNBP). Pelaksanaan aktifitas kegiatan pertambangan harus sejalan dengan Pengelolaan dan Pengolahan limbah tambang, peraturan lingkungan pertambangan ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 10 No. 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca Tambang.


Pengertian Limbah Tambang

Limbah tambang adalah buangan atau limbah yang dihasilkan dari suatu proses produksi kegiatan atau perusahaan pertambangan. Limbah tambang masuk kedalam kategori limbah industri, Limbah industri dapat menimbulkan dampak negative apabila jumlah atau konsentrasinya telah melebihi baku mutu lingkungan, saat ini limbah industri menjadi salah satu persoalan serius terutama persoalan pengelolaan limbah. Pengelolaan dan Pengolahan limbah tambang harus ditangani dengan benar supaya tidak menimbulkan bahaya terhadap lingkungan.

Jenis dan Dampak Limbah Tambang

Pada umumnya limbah tambang terbagi menjadi 3 jenis, yaitu limbah tambang padat, limbah tambang cair dan limbah tambang gas. Limbah tambang mengandung bahan berbahaya yang akan menimbulkan masalah jika Pengelolaan dan Pengolahan limbah tambang tidak ditangani dengan benar. Beberapa bahan berbahaya ini termasuk logam berat, metaloid, limbah radioaktif, air asam, dan bahan kimia proses.


Limbah tambang cair merupakan limbah cair yang dihasilkan dari proses penambangan, penimbunan di stockpile, hingga proses pencucian material pertambangan yang mengandung logam berat atau zat material tambang. Contoh limbah tambang cair diantaranya adalah Total Dissolved Solid (TDS) atau logam terlarut, Total Suspended Solid (TSS), dan limbah air asam tambang.


Total Dissolved Solid (TDS) merupakan istilah untuk menandakan jumlah padatan terlarut atau konsentrasi jumlah ion kation (bermuatan positif) dan anion (bermuatan negatif) di dalam air. Total Dissolved Solid (TDS) atau logam terlarut menyebabkan perubahan salinitas, perubahan komposisi ion-ion, dan toksisitas masing-masing ion. Perubahan salinitas dapat menganggu keseimbangan biota air, biodiversitas, menimbulkan spesies yang kurang toleran, dan menyebabkan toksisitas yang tinggi pada tahapan hidup suatu organisme.


Total Suspended Solid (TSS) adalah materi atau bahan tersuspensi yang menyebabkan kekeruhan air terdiri dari lumpur, pasir halus serta jasad-jasad renik yang terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi yang terbawa badan air. Total Suspended Solid (TSS) merupakan salah satu faktor menurunnya kualitas perairan sehingga menyebabkan perubahan secara fisika, kimia dan biologi.


Limbah air asam tambang terbentuk oleh terkikisnya batuan mineral (sulfida) dengan adanya proses oksidasi yang mengakibatkan penurunan pH yang mampu dengan mudah melarutkan logam-logam berat. Kadar pH air asam tambang ini biasanya adalah <6, Dampak air asam tambang diantaranya adalah Jika terpapar ke aliran sungai atau sumber air di sekitar area pertambangan akan mengakibatkan ekosistem di area tersebut rusak, Mengganggu Kesehatan, serta menurunkan kualitas air.


Pengolahan Limbah Tambang Cair

Pengelolaan dan Pengolahan limbah tambang berada di bawah pengawasan dan di pantau oleh pemerintah agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Limbah cair tambang yang berbahaya adalah limbah yang tidak melalui proses pengolahan air limbah terlebih dahulu dan langsung dibuang melalui saluran pembuangan. Solusi untuk menangani limbah cair tambang yang berbahaya adalah dengan cara membuat water treatment plant yang berfungsi untuk menghilangkan zat berbahaya di dalam limbah cair, menyesuaikan dengan standar baku mutu dan memisahkannya dari kontaminan sebelum akhirnya dibuang.


Pengolahan limbah cair tambang diantaranya :

  • Penggunaan pH Adjuster dapat digunakan untuk menaikan kadar pH air asam tambang hingga tercapainya baku mutu pada rentang 6 – 9
  • Total Suspended Solid (TSS) menyebabkan kekeruhan pada air, tidak terlarut dan tidak mengendap. Penanganan untuk masalah TSS ini adalah dengan menggunakan koagulan dan flokulan atau produk water clarifier.


Jika anda tertarik untuk informasi lebih lanjut mengenai Water Treatment Chemicals atau pengolahan limbah tambang cair, PT Green Chemicals Indonesia siap membantu memberikan layanan dan solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan menyediakan produk berkualitas tinggi, hubungi kami melalui Whatsapp atau email ke sales.support@greenchem.co.id.


Berita Terbaru

Sorotan 27 November 2025

Mengapa Flushing Radiator Penting Dilakukan Sebelum Mengganti Coolant?

Sistem pendinginan memegang peran vital dalam menjaga performa alat berat, terutama yang bekerja di lingkungan ekstrem seperti tambang, proyek konstruksi besar, atau area industri bersuhu tinggi. Radiator sebagai pusat kontrol suhu mesin harus selalu berada dalam kondisi optimal agar alat berat mampu bekerja tanpa hambatan dan terhindar dari downtime yang merugikan. Salah satu langkah perawatan paling penting tetapi sering diabaikan adalah flushing radiator sebelum mengganti coolant. Tanpa prosedur ini, coolant baru tidak akan berfungsi secara maksimal, bahkan potensi kerusakannya bisa jauh lebih besar.

Flushing Radiator Berbeda dengan Sekadar Menguras (Drain) Coolant

Banyak operator dan teknisi masih menganggap bahwa dengan cukup menguras coolant lama, lalu mengisinya dengan coolant baru sudah mampu menjaga radiator tetap bersih. Padahal, proses drain hanya mengeluarkan coolant dari bagian bawah radiator dan sebagian kecil jalur pendinginan. Endapan lumpur, karat, mineral, serta kotoran yang telah mengeras di dalam blok mesin dan saluran radiator tidak ikut terbuang.

Flushing bekerja jauh lebih menyeluruh. Cairan khusus dimasukkan ke dalam sistem pendinginan untuk mengangkat kerak, lumpur, dan endapan berat yang menempel selama bertahun-tahun. Pada alat berat yang bekerja dalam kondisi berdebu, lembap, dan bersuhu tinggi, akumulasi kotoran bisa terjadi jauh lebih cepat dibanding kendaraan biasa. Flushing memastikan seluruh jalur pendinginan benar-benar bersih sebelum coolant baru dimasukkan, sehingga performanya tidak terganggu sisa kotoran sebelumnya.

Pentingnya Flushing Sebelum Mengganti Coolant

Mengganti coolant tanpa melakukan flushing ibarat menuangkan cairan bersih ke dalam tangki yang penuh lumpur. Coolant baru akan langsung tercemar oleh sisa endapan dan kotoran lama. Akibatnya, kemampuan coolant menyerap panas berkurang drastis, dan sistem pendinginan tidak mampu menjaga suhu kerja mesin dengan stabil.

Pada alat berat, risiko ini jauh lebih besar. Mesin beroperasi dalam waktu lama, membawa beban berat, dan sering menghadapi suhu ekstrem. Jika coolant tidak dapat bekerja efektif, suhu mesin akan meningkat lebih cepat dan menyebabkan:

  • Overheating berulang yang berpotensi merusak head cylinder.
  • Sumbatan pada radiator, terutama pada inti (core) yang sempit dan rentan tersumbat debu tambang.
  • Kerusakan pompa air, karena harus bekerja lebih keras mendorong coolant yang alirannya terhambat.
  • Thermostat macet, akibat kontaminasi dari deposit kotoran.
  • Downtime alat yang mahal, karena alat berat yang panas harus dihentikan untuk pendinginan atau perbaikan.

Flushing membantu membersihkan jalur pendinginan secara menyeluruh sehingga coolant baru dapat bekerja dengan maksimal. Ini berarti suhu mesin lebih stabil, efisiensi kerja alat berat lebih terjaga, dan risiko kegagalan komponen penting dapat diminimalkan.

Kapan Flushing Perlu Dilakukan?

Kondisi kerja alat berat yang penuh debu, tanah, getaran ekstrem, dan beban kerja tinggi menuntut frekuensi flushing yang lebih sering. Alat berat membutuhkan interval yang jauh lebih ketat daripada kendaraan pada umumnya.nFlushing pada alat berat sebaiknya dilakukan tidak lebih dari 1000 jam bekerja, tergantung kondisi lapangan dan intensitas penggunaan. Namun, terdapat beberapa tanda penting yang menunjukkan radiator perlu segera diflushing:

  1. Warna coolant berubah menjadi gelap atau kecokelatan, menandakan kontaminasi berat.
  2. Mesin cepat panas saat membawa beban atau bekerja di area menanjak, tanda aliran coolant tidak optimal.
  3. Kipas radiator terus bekerja pada putaran maksimum, karena sistem kesulitan menjaga suhu.
  4. Endapan terlihat pada tutup radiator, menunjukkan saluran internal penuh kerak.
  5. Coolant sering berkurang tanpa kebocoran jelas, mengindikasikan penguapan akibat suhu berlebih.

Pada alat berat yang beroperasi di area tambang dengan kandungan sulfur tinggi atau debu mineral pekat, flushing bahkan bisa diperlukan lebih cepat. Lingkungan tersebut mempercepat pembentukan kerak dan korosi di dalam sistem pendinginan.

Jika anda tertarik untuk informasi lebih lanjut mengenai produk Flushing Radiator, kami siap membantu memberikan layanan dan solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan menyediakan produk berkualitas tinggi. Hubungi kami melalui Whatsapp atau email ke marketing@greenchem.co.id.

 

 

Selengkapnya
Sorotan 07 November 2025

Korosi pada Pipa? Jangan Tunggu Sampai Bocor!

Korosi pada pipa adalah salah satu penyebab utama kerusakan sistem industri yang sering luput dari perhatian. Proses ini terjadi secara perlahan namun pasti. Logam bereaksi dengan lingkungan hingga kekuatannya melemah dan akhirnya menyebabkan kebocoran. Faktanya, lebih dari 60% kebocoran pipa industri disebabkan oleh korosi yang tidak terdeteksi sejak dini.

Masalah ini tidak hanya dialami oleh satu sektor saja. Industri minyak dan gas, pengolahan air, kimia, hingga manufaktur, semuanya berhadapan dengan risiko korosi yang sama. Akibatnya, perusahaan dapat mengalami kerugian besar: mulai dari biaya perbaikan, downtime operasional, hingga potensi pencemaran lingkungan yang membahayakan keselamatan kerja.

Korosi pada Pipa

Korosi merupakan reaksi kimia antara logam dan lingkungannya yang perlahan mengikis kekuatan material. Ketika logam bereaksi dengan air, udara, atau zat kimia di sekitarnya, terjadi proses degradasi yang membuat struktur pipa melemah dari waktu ke waktu. Dalam dunia industri, korosi bisa muncul dalam berbagai bentuk:

  • Korosi seragam (Uniform Corrosion), terjadi merata di seluruh permukaan pipa, mampu mengurangi ketebalan dinding.
  • Korosi lokal atau pitting, berbentuk lubang-lubang kecil yang bisa menembus pipa dan menyebabkan kebocoran fatal.
  • Korosi galvanic, muncul ketika dua logam berbeda bersentuhan dalam lingkungan elektrolit, memicu salah satu logam terkorosi lebih cepat.
  • Korosi di bawah lapisan (Under Deposit Corrosion), korosi tersembunyi yang sulit dideteksi, biasanya terjadi di area tertutup kotoran, kerak, atau sedimen.

Korosi dapat ditemukan di berbagai sektor industry seperti pipa air yang mengalirkan fluida bertekanan, pipa minyak di area eksplorasi, hingga pipa kimia yang menyalurkan bahan korosif. Semua memiliki risiko yang sama jika pengendalian korosi tidak dilakukan dengan tepat.

Penyebab Umum Korosi

1.Faktor lingkungan

Kelembapan tinggi, kadar oksigen berlebih, perubahan pH, hingga kandungan garam di udara atau air menjadi pemicu utama korosi. Suhu yang ekstrem mempercepat reaksi kimia antara logam dan lingkungannya, membuat pipa lebih cepat melemah.

2. Faktor operasional

Tekanan tinggi dan fluida yang mengandung bahan kimia agresif mempercepat laju korosi dari dalam pipa. Setiap gesekan, perubahan suhu mendadak, atau aliran turbulen berlebih turut memperparah kondisi permukaan logam.

3. Kesalahan desain atau material

Sering kali masalah berawal dari sini. Pemilihan logam yang tidak sesuai dengan karakteristik fluida. Desain yang menyisakan area lembap menjadi titik awal kerusakan.

4. Kurangnya inspeksi dan perawatan rutin

Tanpa inspeksi berkala, tanda-tanda awal korosi sering terlewat. Lapisan pelindung menipis, kerak mulai menumpuk, dan perlahan sistem kehilangan kekuatannya. Hingga akhirnya, kebocoran pun tak bisa dihindari.

Solusi dan Pencegahan Korosi: Melindungi Pipa Sebelum Terlambat

Pembersihan korosi perlu dilakukan untuk menjaga keandalan sistem, keselamatan kerja, dan berjalannya operasional. Ada banyak strategi yang bisa diterapkan agar korosi tidak sempat berkembang menjadi kerusakan besar.

1. Pemilihan material tahan korosi

Langkah pertama dimulai dari desain. Gunakan material yang sesuai dengan karakteristik fluida dan lingkungannya seperti stainless steel, pipa berlapis, atau material komposit. Pemilihan bahan yang tepat akan mengurangi risiko reaksi kimia antara logam dan media yang dialirkan.

2. Pelapisan dan coating pelindung

Lapisan pelindung berfungsi sebagai penghalang utama antara logam dan lingkungan. Coating berbasis epoxy, zinc-rich, atau polymer dapat memperpanjang umur pipa dengan mencegah kontak langsung dengan air, udara, dan bahan kimia korosif.

3. Cathodic protection (proteksi katodik)

Metode ini menggunakan arus listrik atau logam pengorbanan (sacrificial anode) untuk melindungi pipa dari korosi. Sistem ini banyak digunakan pada pipa bawah tanah, jalur gas, atau pipa di lingkungan laut yang memiliki tingkat korosivitas tinggi.

4. Program inspeksi dan maintenance terjadwal

Tidak ada perlindungan yang sempurna tanpa perawatan rutin. Inspeksi terjadwal, evaluasi hasil monitoring, dan tindakan korektif cepat adalah kunci untuk memastikan setiap sistem pipa tetap beroperasi dengan aman dan efisien.

5. Penggunaan inhibitor korosi (chemical treatment)

Inhibitor bekerja secara kimiawi untuk memperlambat reaksi korosi di dalam sistem. Penambahan bahan kimia tertentu ke dalam fluida proses dapat menetralkan zat agresif dan menjaga stabilitas permukaan logam.

Penggunaan Chemical Treatment

Penggunaan chemical treatment bukan hanya melindungi pipa dari karat, tapi juga menjaga performa sistem agar tetap optimal. Inhibitor korosi bekerja secara aktif menghambat reaksi kimia penyebab kerusakan logam.

1.Greencorr AR-50 -  Perlindungan Anti Karat Jangka Panjang

Cairan anti karat (antirust) yang diformulasikan secara khusus untuk mencegah korosi dan karat pada permukaan logam dalam jangka waktu lama. Produk ini memberikan perlindungan optimal bahkan di kondisi luar ruangan, menjaga komponen logam tetap bersih dan bebas karat setelah terpapar uap, air, larutan garam, maupun larutan basa. Ideal digunakan untuk melindungi mesin, peralatan industri, dan komponen logam selama penyimpanan atau operasi di lingkungan lembap.

2.Greenrust RR-100  - Pembersih Karat untuk Logam

Cleaner dengan formula khusus yang dirancang untuk menghilangkan karat secara efektif dari permukaan logam. Mengandung cleaning agent dan asam yang terbukti efektif, produk ini tidak hanya membersihkan karat dengan cepat tetapi juga meningkatkan kekuatan permukaan logam

Jika anda tertarik untuk informasi lebih lanjut mengenai produk Greencorr AS-Series dan Greenrust RR-Series, kami siap membantu memberikan layanan dan solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan menyediakan produk berkualitas tinggi. Hubungi kami melalui Whatsapp atau email ke marketing@greenchem.co.id.

 

 

 

 

 

Selengkapnya
Sorotan 15 October 2025

Road Dust Suppressant, Solusi Kendalikan Debu Jalan Tambang

Road dust suppressant menjadi solusi utama dalam menghadapi tantangan debu di area pertambangan, terutama pada jalan tambang dan jalur hauling.  Setiap kali alat berat melintas atau angin berhembus, partikel halus beterbangan dan menimbulkan kabut debu yang mengganggu pandangan serta menurunkan kualitas udara. Dampaknya tidak bisa dianggap remeh: kesehatan pekerja terancam, lingkungan sekitar tercemar, dan efisiensi operasional terganggu akibat menurunnya visibilitas. Tak hanya itu, kepatuhan terhadap regulasi lingkungan pun menjadi perhatian serius.

Tantangan dalam Mengendalikan Debu

Jalan tambang yang setiap hari dilalui alat berat dan truk hauling selalu menjadi sumber utama debu dalam jumlah besar, terutama saat musim kemarau. Minimnya curah hujan membuat jalanan kering, gersang, dan mudah menimbulkan debu yang beterbangan ke segala arah. Partikel halus dari tanah, pasir, bahkan debu batubara mudah beterbangan, terutama saat proses pengangkutan dan penyimpanan. Tak hanya mengganggu pandangan, debu juga dapat menimbulkan masalah bagi keselamatan dan kesehatan pekerja, serta menurunkan efisiensi operasional akibat berkurangnya visibilitas.

Penyiraman jalan menggunakan air memang merupakan cara paling umum untuk mengurangi debu. Namun, metode ini membutuhkan konsumsi air dalam jumlah besar serta penyiraman yang harus sering dilakukan, sehingga justru meningkatkan biaya operasional. Dalam kondisi seperti ini, road dust suppressant hadir sebagai solusi yang lebih efisien untuk mengendalikan debu secara efektif tanpa pemborosan sumber daya.

Apa Itu Road Dust Suppressant?

Banyak perusahaan tambang masih mengandalkan metode penyiraman air (water spraying) untuk menekan debu di area operasional. Cara ini memang sederhana dan cepat, namun efektivitasnya tidak bertahan lama. Dalam waktu singkat setelah penyiraman, air akan menguap akibat panas matahari atau aktivitas kendaraan berat, sehingga debu kembali beterbangan. Akibatnya, penyiraman harus dilakukan berulang kali dalam sehari, membutuhkan volume air yang sangat besar serta biaya tambahan untuk bahan bakar, tenaga kerja, dan perawatan kendaraan tangki air. Kondisi ini membuat biaya operasional meningkat, sementara hasilnya tidak selalu optimal.

Di sinilah road dust suppressant hadir sebagai solusi yang lebih efisien. Produk ini bekerja secara kimiawi dengan mengikat partikel halus di permukaan jalan agar tidak mudah terlepas ke udara. Road dust suppressant mampu menjaga kelembapan tanah lebih lama dan menstabilkan struktur jalan, bahkan di bawah kondisi lalu lintas alat berat dan cuaca kering. Selain menekan frekuensi penyiraman dan konsumsi air, penerapan road dust suppressant secara tidak langsung juga menghemat bahan bakar alat berat, dan mendukung kepatuhan terhadap regulasi lingkungan.

Greendust DPA-Series

Greendust DPA-Series merupakan road dust suppressant dari PT Green Chemicals Indonesia yang berbasis campuran polimer dan dirancang untuk menangani permasalahan debu, terutama pada jalan hauling di area pertambangan. Produk ini dikembangkan untuk membantu perusahaan tambang mengurangi risiko kecelakaan kerja serta dampak kesehatan yang disebabkan oleh paparan debu berlebih di lingkungan operasional. Greendust DPA-Series bekerja dengan cara mengikat partikel debu di permukaan jalan sehingga tidak mudah terangkat oleh angin maupun lalu lintas alat berat. Beberapa manfaat yang diperoleh dari produk ini yaitu:

  • Aman dan mudah digunakan
  • Tidak korosif dan aman untuk semua peralatan
  • Ramah lingkungan
  • Memaksimalkan kegiatan operasional di lapangan
  • Memberikan efek akumulatif dengan penggunaan rutin dan berulang
  • Membantu mengurangi jalan yang licin saat hujan
  • Dosis yang variatif sesuai dengan kebutuhan

Sebelum Greendust DPA-Series digunakan secara rutin, diperlukan tahap initial treatment terlebih dahulu. Initial treatment adalah proses penyiraman awal yang bertujuan untuk membentuk lapisan pengikat debu di permukaan jalan, sehingga efektivitas penekanan debu dapat maksimal dan bertahan lebih lama. Untuk initial treatment, Greendust DPA-99 disarankan disemprotkan sebanyak 3–4 kali dalam satu hari menggunakan water tank truck. Setelah lapisan terbentuk, treatment selanjutnya dilakukan dengan penyiraman 1–3 kali dalam satu hari, tergantung pada kondisi jalan, cuaca, dan intensitas lalu lintas alat berat.

Jika anda tertarik untuk informasi lebih lanjut mengenai produk road dust suppressant, kami siap membantu memberikan layanan dan solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan menyediakan produk berkualitas tinggi. Hubungi kami melalui Whatsapp atau email ke marketing@greenchem.co.id.

 

 

 

Selengkapnya