Sorotan

10 October 2024

Peralatan Keselamatan dan Langkah Pencegahan Bahaya di Laboratorium

Laboratorium adalah tempat kerja yang dipenuhi dengan berbagai risiko bahaya, seperti bahan kimia, kebakaran, atau kecelakaan fisik. Menjaga keselamatan di laboratorium bukan hanya kewajiban, tetapi juga langkah krusial untuk melindungi para pekerja dan aset perusahaan. Perusahaan memiliki tanggung jawab dan peran penting dalam menyediakan peralatan yang dibutuhkan. Terdapat dua jenis peralatan yang sangat penting, yaitu peralatan pencegahan yang bertujuan mengurangi risiko bahaya sebelum terjadi, dan peralatan penanggulangan yang digunakan untuk menangani kecelakaan atau insiden yang sudah terjadi.

Peralatan Pencegahan Bahaya di Laboratorium

Untuk meminimalkan risiko kecelakaan di laboratorium, sejumlah peralatan keselamatan wajib tersedia. Peralatan ini berperan penting sebagai langkah pencegahan, memastikan bahwa potensi bahaya dapat dikelola dengan baik atau bahkan dihilangkan sepenuhnya sebelum berkembang menjadi masalah serius. Dengan adanya peralatan ini, lingkungan kerja menjadi lebih aman, sekaligus memberikan perlindungan optimal bagi para pekerja yang berhadapan dengan berbagai bahan dan proses berbahaya.

1.    Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri adalah peralatan yang wajib dikenakan oleh semua pekerja laboratorium. Dengan mengenakan APD, risiko terpapar bahan berbahaya dapat diminimalisir, sehingga keselamatan kerja terjamin. Beberapa contoh APD yang umum digunakan di laboratorium antara lain:

  • Sarung tangan tahan bahan kimia: Berfungsi untuk melindungi tangan dari kontak langsung dengan zat berbahaya.
  • Kacamata pelindung: Melindungi mata dari percikan bahan kimia yang bisa berbahaya bagi penglihatan.
  • Masker atau respirator: Mencegah inhalasi gas atau partikel beracun yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan.
2.    Sistem Ventilasi yang Memadai

Ventilasi yang baik sangat penting di laboratorium, terutama ketika bekerja dengan bahan kimia volatil atau yang mudah menguap. Sistem ventilasi yang efektif seperti fume hood mampu mengeluarkan uap atau gas berbahaya dari area kerja, mencegah terhirupnya zat beracun oleh para pekerja.

3.    Pemadam Kebakaran (Fire Extinguisher)

Kebakaran bisa menjadi salah satu risiko utama di laboratorium, terutama saat bekerja dengan bahan mudah terbakar. Oleh karena itu, pemadam kebakaran harus tersedia dan mudah diakses. Penting bagi seluruh pekerja  laboratorium untuk memahami cara menggunakan alat ini dengan benar, termasuk jenis-jenis pemadam kebakaran sesuai dengan sumber api. Misalnya, pemadam tipe A digunakan untuk bahan padat seperti kertas atau kayu, pemadam tipe B untuk cairan mudah terbakar seperti minyak dan pelarut, serta pemadam tipe C untuk kebakaran yang melibatkan peralatan listrik. Memahami perbedaan ini sangat penting, karena penggunaan pemadam yang salah dapat memperburuk situasi, bukannya membantu mengatasi kebakaran.

Peralatan Penanggulangan 

Selain peralatan untuk mencegah bahaya, laboratorium juga harus dilengkapi dengan peralatan penanggulangan untuk mengatasi insiden yang tidak diinginkan. Ketika kecelakaan terjadi, kecepatan dan ketepatan dalam merespons bisa menyelamatkan nyawa.

1.    Kit Darurat

Kit darurat sangat penting untuk menangani berbagai macam insiden di laboratorium, seperti cedera ringan hingga tumpahan bahan kimia. Kit ini biasanya berisi alat-alat seperti perban, plester, antiseptik, dan obat-obatan sederhana yang dapat digunakan sebelum mendapatkan bantuan medis lebih lanjut.

2.    Eye Wash Station

Salah satu risiko terbesar di laboratorium adalah bahan kimia yang terkena mata. Eye wash station merupakan peralatan penting yang digunakan untuk membilas mata jika terjadi kontak dengan bahan berbahaya. Peralatan ini harus diposisikan di lokasi yang mudah diakses, dan seluruh pekerja harus dilatih cara menggunakannya.

3.    Chemical Spill Kit

Laboratorium yang bekerja dengan bahan kimia harus dilengkapi dengan chemical spill kit. Kit ini berisi alat-alat untuk menangani tumpahan bahan kimia dengan aman, seperti penyerap kimia, sarung tangan khusus, dan sekop untuk membersihkan zat yang tumpah. Dengan peralatan ini, tumpahan bahan kimia bisa segera ditangani sebelum menimbulkan risiko lebih besar.

Langkah-langkah pencegahan dan mitigasi bahaya.

Meskipun peralatan keselamatan sangat penting untuk melindungi para pekerja di laboratorium, itu saja tidak cukup. Untuk menciptakan lingkungan kerja yang benar-benar aman, langkah-langkah pencegahan dan mitigasi bahaya perlu diterapkan secara konsisten. Tujuan utama dari tindakan ini adalah meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan, serta memastikan bahwa jika insiden terjadi, dampaknya bisa diatasi dengan cepat dan efektif.

  1. Pelatihan Keselamatan

Pelatihan keselamatan memastikan bahwa seluruh pekerja memahami risiko yang ada di laboratorium dan tahu bagaimana cara menangani insiden jika terjadi. Pelatihan ini juga memastikan bahwa setiap pekerja familiar dengan peralatan keselamatan yang ada di laboratorium, seperti cara menggunakan alat pemadam kebakaran, kit tumpahan bahan kimia, dan eye wash station. Pelatihan yang dilakukan secara berkala membuat seluruh staf selalu siap menghadapi berbagai potensi risiko dan mampu merespons dengan cepat jika terjadi kecelakaan.

  1. Inspeksi Berkala

Inspeksi rutin terhadap peralatan keselamatan memastikan bahwa semua alat bekerja dengan optimal ketika dibutuhkan. Peralatan harus selalu dalam kondisi baik, karena alat-alat ini bisa menjadi kunci penyelamat dalam keadaan darurat. Misalnya, jika pemadam kebakaran tidak berfungsi atau eye wash station tersumbat, respons darurat bisa menjadi lambat atau bahkan gagal, yang dapat memperburuk situasi. Dengan melakukan inspeksi berkala, risiko kegagalan alat bisa dicegah, sehingga keselamatan di laboratorium tetap terjamin.

  1. Prosedur Darurat yang Jelas

Laboratorium harus memiliki prosedur darurat yang jelas dan mudah dipahami oleh seluruh staf. Prosedur ini mencakup langkah-langkah yang harus diambil dalam situasi darurat, seperti kebakaran, tumpahan bahan kimia, atau cedera serius. Misalnya, setiap pekerja harus tahu langkah-langkah evakuasi, lokasi titik kumpul, dan cara melaporkan insiden secara cepat. Ketika prosedur darurat disosialisasikan dengan baik, tanggapan terhadap insiden akan lebih cepat dan terorganisir, sehingga risiko cedera atau kerusakan yang lebih besar dapat diminimalkan.

Keselamatan di laboratorium bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh, kesiapsiagaan di laboratorium adalah kunci untuk mencegah kecelakaan dan menjaga keselamatan pekerja. Dengan pelatihan keselamatan yang rutin, inspeksi peralatan berkala, dan prosedur darurat yang jelas, risiko dapat dikelola dengan lebih baik. Hal ini tidak hanya melindungi para pekerja, tetapi juga memastikan bahwa laboratorium tetap menjadi tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Untuk informasi menarik lainnya, jangan lupa kunjungi website kami dan ikuti juga media sosial kami untuk update terkini.


Berita Terbaru

Sorotan 26 June 2025

Pengolahan Air Keruh: Alur dan Tahapan Prosesnya

Pengolahan air keruh merupakan proses penting yang bertujuan untuk menghilangkan kekeruhan dan kontaminan dari air mentah, sehingga menjadi air bersih yang layak digunakan untuk keperluan rumah tangga, industri, maupun lingkungan. Proses ini dilakukan melalui beberapa tahapan yang saling mendukung, baik secara fisik maupun kimiawi. Berikut adalah alur dan penjelasan dari tiap tahap pengolahan air keruh.

1. Pengambilan Air Baku (Intake)

Proses ini merupakan tahap awal di mana air diambil dari sumber seperti sungai, danau, atau waduk. Air ini masih mengandung berbagai kontaminan seperti lumpur, pasir, bahan organik, dan mikroorganisme. Intake biasanya dilengkapi dengan saringan kasar untuk menyaring benda-benda besar seperti ranting atau sampah plastik.

2. Screening (Penyaringan Awal)

Screening adalah proses penyaringan awal menggunakan bar screen atau screen mekanis untuk menghilangkan partikel besar yang tidak diinginkan seperti daun, batu, dan sampah lainnya. Tujuannya adalah untuk mencegah kerusakan pada peralatan proses selanjutnya.

3. Koagulasi

Pada tahap ini, bahan kimia koagulan ditambahkan ke air. Koagulan membantu mengikat partikel halus (koloid) yang tidak bisa mengendap sendiri. Reaksi kimia ini menyebabkan partikel halus saling menempel dan membentuk partikel yang lebih besar (flok).

4. Flokulasi

Proses ini melanjutkan koagulasi dengan menciptakan kondisi pengadukan lambat agar flok-flok kecil bergabung menjadi flok yang lebih besar dan berat. Ini memudahkan proses pengendapan di tahap berikutnya. Pengadukan dilakukan secara perlahan agar flok tidak hancur.

5. Sedimentasi

Air mengalir ke bak sedimentasi (clarifier), di mana flok-flok besar hasil flokulasi akan mengendap ke dasar tangki karena beratnya. Endapan ini disebut lumpur atau sludge, dan akan dibuang secara berkala. Air di bagian atas yang sudah lebih jernih akan melanjutkan ke proses berikutnya.

6. Filtrasi

Air yang telah melalui sedimentasi disaring melalui media filter seperti pasir, kerikil, atau karbon aktif. Proses ini menghilangkan sisa-sisa partikel halus dan kotoran mikro yang belum terangkat di tahap sebelumnya. Filtrasi juga dapat membantu mengurangi bau dan rasa yang tidak sedap.

7. Disinfektan

Tahap disinfeksi bertujuan untuk membunuh mikroorganisme patogen (bakteri, virus, protozoa). Zat yang umum digunakan adalah klorin, ozon, atau sinar UV. Proses ini sangat penting agar air aman dikonsumsi manusia.

8. Penampungan dan Distribusi

Setelah didisinfeksi, air disimpan di reservoir atau bak penampung sebelum didistribusikan ke masyarakat atau industri. Sistem distribusi biasanya mencakup jaringan pipa dan pompa yang menjaga tekanan dan kelancaran aliran ke seluruh titik pengguna.

Proses pengolahan air keruh yang dijelaskan di atas merupakan salah satu metode standar yang umum digunakan dalam pengolahan air baku menjadi air bersih. Namun, tidak semua instalasi pengolahan air menggunakan seluruh tahapan ini secara lengkap. Pemilihan proses sangat bergantung pada beberapa faktor, antara lain:

  • Kondisi dan kualitas air baku (misalnya tingkat kekeruhan, keberadaan logam berat, mikroorganisme, dan bahan organik).
  • Tujuan akhir pengolahan air (apakah untuk air minum, air industri, atau keperluan lain).
  • Teknologi yang tersedia.
  • Anggaran dan skala operasional.
  • Kondisi geografis dan iklim setempat.

Sebagai contoh, di daerah dengan air baku yang sudah relatif jernih, mungkin hanya diperlukan proses filtrasi dan disinfeksi. Sementara di industri tertentu, mungkin dibutuhkan tahapan tambahan seperti pengolahan kimia lanjut atau desalinasi. Sebelum menentukan proses pengolahan yang paling sesuai perlu dilakukan analisis kualitas air baku terlebih dulu. Setiap sistem pengolahan harus dirancang agar efisien, aman, dan sesuai dengan kebutuhan pengguna serta kondisi lokal.

Jika kamu mengalami kendala dalam sistem water treatment di industri, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui Whatsapp atau email ke marketing@greenchem.co.id. PT Green Chemicals Indonesia menyediakan berbagai produk water treatment yang dapat diaplikasikan di beragam sektor industri. Beberapa produk unggulan kami meliputi: metal removal agent, water clarifier, solidification polymer, biocide, defoamer, scale inhibitor, sistem reverse osmosis (RO), boiler treatment system, dan masih banyak lagi.



Selengkapnya
Sorotan 16 June 2025

Apa Itu Skala pH? Pengertian dan Cara Mengukurnya dengan Tepat

Dalam industri pengolahan air, memahami karakteristik kimia air sangat krusial untuk menjamin kualitas, efisiensi, dan keamanan proses. Salah satu parameter paling penting adalah pH, yaitu ukuran keasaman atau kebasaan suatu larutan. Nilai pH yang tidak sesuai dapat berdampak langsung pada kinerja sistem pengolahan air, mulai dari efektivitas disinfeksi hingga risiko korosi pada peralatan. Artikel ini mengupas secara komprehensif mengenai pengertian pH, pentingnya dalam konteks water treatment, serta metode pengukuran pH yang tepat dan akurat.

Apa itu pH?

pH (potensial hidrogen) adalah ukuran logaritmik dari konsentrasi ion hidrogen (H⁺) dalam suatu larutan. Nilai pH dihitung dengan rumus:

Ph

Dengan skala antara 0 hingga 14:

pH < 7: Larutan bersifat asam (misalnya cuka, air limbah industri tertentu)

pH = 7: Netral (misalnya air murni)

pH > 7: Basa atau alkali (misalnya air sabun, larutan amonia)

Skala ini bersifat logaritmik, artinya setiap perubahan satu angka menunjukkan perubahan konsentrasi ion H⁺ sebanyak sepuluh kali lipat. pH sangat memengaruhi reaksi kimia yang terjadi dalam air, termasuk reaksi yang digunakan dalam proses pengolahan.

Pentingnya pH dalam Water Treatment

Dalam pengolahan air, pH bukan sekadar angka—ia menentukan apakah air layak digunakan, aman dikonsumsi, dan tidak merusak sistem.

1. Efektivitas proses kimia

Beberapa proses dalam water treatment sangat sensitif terhadap pH:

Koagulasi dan flokulasi: Bahan kimia seperti koagulan dan flokulan bekerja optimal dalam rentang pH tertentu.

Disinfeksi: Efektivitas klorin sebagai disinfektan menurun tajam pada pH tinggi (>8), karena terbentuk senyawa yang kurang aktif seperti hipoklorit.

2. Korosi dan penskalaan

Air dengan pH rendah (asam) bersifat korosif terhadap pipa logam, menyebabkan kerusakan dan potensi kontaminasi logam berat.

• pH tinggi dapat menyebabkan presipitasi mineral (kalsium, magnesium), membentuk kerak (scaling) yang menghambat aliran dan efisiensi alat.

3. Kualitas dan kepatuhan regulasi

Regulasi nasional (seperti SNI 01-3553-2006 untuk air minum) dan standar internasional (WHO) menetapkan rentang pH yang diperbolehkan dalam air minum dan limbah. Pelanggaran terhadap standar ini dapat berakibat pada sanksi hukum dan dampak lingkungan.

Cara Mengukur pH dengan Benar

1. Alat Pengukur pH

pH Meter Digital. Alat elektronik dengan elektroda gelas yang mengukur potensi listrik antara larutan dan elektroda referensi. Keunggulannya adalah akurasi tinggi (±0.01), cocok untuk laboratorium maupun industri.

Kertas Lakmus atau Indikator Cair. Merupakan metode visual dengan perubahan warna, lebih praktis namun kurang akurat (akurasi ±1). Cocok untuk pemeriksaan cepat di lapangan.

2. Langkah-langkah Pengukuran yang Tepat
  • Kalibrasi alat dengan larutan buffer standar (pH 4, 7, dan 10) setiap hari atau sebelum digunakan.
  • Bilas elektroda dengan air suling untuk menghindari kontaminasi antar sampel.
  • Ambil sampel air dalam wadah bersih, hindari gelembung udara dan pastikan suhu sampel tercatat.
  • Celupkan elektroda dan tunggu hingga pembacaan stabil.
  • Catat hasil, lalu bersihkan dan simpan elektroda dalam larutan penyimpanan khusus.
3. Kesalahan Umum dalam Pengukuran pH

Menggunakan alat yang tidak dikalibrasi

Menyentuh sensor dengan tangan atau alat tidak steril

Mengabaikan suhu larutan (karena pH bersifat sensitif terhadap suhu)

Penyimpanan elektroda dalam kondisi kering

Menjaga Stabilitas pH

Menjaga pH tetap dalam rentang ideal penting untuk kelangsungan sistem:

Dosing otomatis bahan kimia penyesuai pH

Pemantauan berkelanjutan

Penggunaan buffer kimia


pH merupakan parameter vital dalam pengolahan air yang berperan dalam efektivitas proses, perlindungan peralatan, dan kepatuhan terhadap standar kualitas. Pengukuran pH yang akurat dan pengendalian yang konsisten menjadi fondasi penting dalam menjaga mutu dan keberlanjutan sistem water treatment. Investasi pada alat ukur yang andal dan pelatihan teknisi yang memadai adalah langkah strategis yang tak bisa diabaikan. Jika Anda memiliki kebutuhan konsultasi terkait permasalahan water treatment, silakan hubungi kami melalui WhatsApp atau email di marketing@greenchem.co.id.

Selengkapnya
Sorotan 04 June 2025

Sertifikasi TKDN: Komitmen Kami terhadap Produk Lokal

Sebagai bangsa yang kaya akan sumber daya dan potensi industri, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan produk dalam negeri yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Di tengah upaya pemerintah untuk meningkatkan kemandirian industri nasional, penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) menjadi langkah strategis yang mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis lokal. PT Green Chemicals Indonesia (Greenchem) menyadari peran penting tersebut dan berkomitmen kuat untuk terus mendukung penggunaan komponen dalam negeri melalui sertifikasi TKDN.

Apa Itu Sertifikasi TKDN?

TKDN, atau Tingkat Komponen Dalam Negeri, adalah persentase komponen produksi suatu barang atau jasa yang berasal dari Indonesia. Sertifikasi TKDN menjadi salah satu bentuk pengakuan resmi dari pemerintah atas komitmen perusahaan dalam menggunakan bahan baku, tenaga kerja, dan proses produksi lokal. Kebijakan ini tertuang dalam berbagai regulasi, salah satunya adalah Peraturan Menteri Perindustrian yang mewajibkan TKDN dalam proyek-proyek pengadaan pemerintah dan sektor strategis lainnya.

Greenchem Mengutamakan TKDN

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang specialty chemicals, Greenchem memproduksi bahan kimia khusus untuk water treatment dan maintenance di berbagai sektor seperti pertambangan, minyak dan gas, pengolahan limbah, serta industri lainnya. Mengutamakan TKDN adalah bentuk nyata kontribusi kami terhadap industri lokal dengan beberapa alasan utama:

  • Mendorong pertumbuhan industri kimia dalam negeri dengan mengoptimalkan penggunaan bahan baku lokal.
  • Membuka peluang kerja bagi tenaga kerja Indonesia, terutama di bidang manufaktur dan penelitian.
  • Memenuhi regulasi dan standar pengadaan nasional, sehingga produk kami dapat digunakan dalam proyek-proyek pemerintah dan BUMN.
  • Meningkatkan nilai tambah produk serta memperkuat posisi kompetitif kami di pasar nasional.

Dalam memperoleh sertifikasi TKDN, Greenchem menjalani serangkaian proses administratif dan teknis yang melibatkan evaluasi komponen lokal dalam produk kami. Kami bekerja sama dengan lembaga sertifikasi resmi di bawah pengawasan Kementerian Perindustrian. Proses ini mencakup audit pabrik, penilaian bahan baku, dan perhitungan nilai TKDN secara rinci. Meskipun terdapat tantangan seperti penyesuaian rantai pasok dan verifikasi dokumen teknis, kami berhasil menyelesaikan proses tersebut dengan komitmen tinggi terhadap transparansi dan kualitas.

Sertifikasi TKDN bagi Greenchem dan Konsumen

Sertifikasi TKDN tidak hanya menjadi pencapaian administratif, namun juga menghadirkan berbagai manfaat strategis:

  • Meningkatkan kepercayaan konsumen dan mitra bisnis terhadap produk Greenchem sebagai produk dalam negeri yang berkualitas.
  • Membuka akses lebih luas ke proyek-proyek pengadaan pemerintah, termasuk sektor energi dan infrastruktur yang mensyaratkan TKDN minimum.
  • Mendorong inovasi berkelanjutan dalam pengembangan formula kimia dengan bahan lokal.
  • Mendukung kemandirian industri nasional melalui peningkatan kapasitas produksi lokal.

Komitmen terhadap Produk Lokal

Greenchem berkomitmen untuk terus meningkatkan peran serta dalam pembangunan industri nasional melalui pemanfaatan produk dan sumber daya lokal secara berkelanjutan. Komitmen ini kami wujudkan melalui riset dan pengembangan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar dalam negeri, serta melibatkan tenaga ahli lokal untuk menciptakan formulasi yang relevan dan kompetitif. Selain itu, kami terus berinvestasi dalam peningkatan kapasitas produksi di fasilitas dalam negeri guna memastikan ketersediaan produk berbasis komponen lokal yang berkualitas tinggi. Kami juga menjalin kemitraan strategis dengan berbagai pemasok lokal sebagai bagian dari upaya membangun ekosistem industri kimia nasional yang kuat dan berdaya saing. Langkah-langkah ini adalah bentuk tanggung jawab kami untuk mendukung kemandirian industri serta menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan bagi Indonesia.

Sertifikasi TKDN adalah bentuk nyata dari komitmen Greenchem terhadap produk lokal, industri nasional, dan pembangunan ekonomi Indonesia. Kami percaya bahwa dengan terus mendukung penggunaan komponen dalam negeri, kami tidak hanya memenuhi standar industri, tetapi juga turut andil dalam menciptakan masa depan yang lebih mandiri dan berkelanjutan bagi bangsa.

Informasi mengenai nilai TKDN produk kami dapat Anda periksa melalui situs resmi TKDN Kementerian Perindustrian di https://tkdn.kemenperin.go.id/. Silakan pilih kategori 'Perusahaan' dan cari 'PT Green Chemicals Indonesia'. Untuk informasi lebih lanjut mengenai produk dan layanan kami, silakan hubungi kami melalui WhatsAppatau email ke marketing@greenchem.co.id.

 

 

 

Selengkapnya